Rahasia demi Rahasia
Mafia au minimini Missgendering karena salah paham Contain Fem Jimin (dari sudut pandang Yoongi) Alter ego Menyebutkan tusukan dan tembakan Menyebutkan pembunuhan Menyebutkan penyiksaan Umpatan, makian, kata kasar
Clak clak clak
Ah sial, umpat Yoongi, kesempatan yang ada jadi terbuang sia sia. Jimin berhasil menendang jauh Wooshik dan membuatnya terpisah selama beberapa detik. Seharusnya itu kesempatan untuknya memecahkan kepala adik tuan Park itu, tapi sayang, pistol macet dan rupanya dia kehabisan amunisi.
“YOONGI PABO. BIARKAN AKU MENGURUS INI SENDIRI” , Seru Jimin ke arah Yoongi tanpa mengehentikan serangannya ke Wooshik.
Heh
“Tapi...”
“Aku sudah ada rencana, diam dan tunggulah. Kubereskan dia dalam 5 menit. Mengerti Meowgi?”
“Meowgi...”, Yoongi terdiam mendengar Jimin menyebutkan nama panggilan yang diberikan kedua orang tuanya. Nama itu, seketika membuka kilasan-kilasan memorinya tanpa diminta.
Dia yang mengejar anak kecil di halaman belakang, ayah dan ibunya di lab rahasia mereka, gaun bunga bunga milik Tante Bo Young yang tersembunyi dalam jas lab putih, anak kecil berpipi merah yang menangis tersedu, gambar kucing belang tiga, anak kecil yang mengerucutkan bibir meminta es krim, Balon yang lepas, suara tembakan, suara orang yang merangsek masuk, dan ruangan kecil yang gelap dan pengap.
Sesak
Sial
Pusing di kepalanya menjadi dan tiba- tiba semuanya menjadi gelap.
***
“Sudah bangun, Meowgi hyung?”, suara lembut Jimin dan wajahnya adalah hal pertama yang Yoongi lihat saat membuka mata.
“Ugh.. kepalaku...”
“Hati-hati..”, kata Jimin sambil membantunya untuk menyandar di tempat tidurnya. Dirasakannya kasa membebat kepalanya dan tangan kirinya yang tak bisa bergerak bebas.
“Semua sudah selesai. Tunggu sebentar lagi ya..”, senyum Jimin, sambil mengenggam tangan kirinya yang terpasang infus.
“Di mana kita...”
“Kawasan khusus, rumah sakit. Paman Ma sudah sadar juga dan akan segera dipindah ke sini,”
“Eh.. Kau tidak apa apa?”
“Aku baik baik saja, hanya sedikit memar. Lihat” , kata Jimin sengaja mengangkat kaosnya memperlihatkan perutnya yang terbentuk rapi dan membuat Yoongi terbelalak serta terbatuk.
Laki-laki, Park Ji benar benar lelaki.
Tersenyum memaklumi, Ji beralih menggosok pelan punggung Yoongi.
“Ji.. Jimin...”
“Hmmm...”, yang dipanggil hanya mendengung pelan.
“Bajingan itu....”,
“Sebentar lagi, sedikit lagi, kau akan mendengar penjelasan semuanya Meowgi”, kata Jimin memperlihatkan senyumnya dan kembali duduk di tempat tidur Yoongi sembari terus mengelus tangan kiri Yoongi.
Hening, tak ada yang bersuara.
Dan Yoongi memanfaatkan kesempatan itu untuk memperhatikan baik baik Jimin yang ada di hadapannya, mencocokkan dengan ingatannya tentang bocah laki laki yang sangat disayanginya dulu.
“Mi... Meowmi...”
“Oh, sudah ingat rupanya”
Mengangguk
“Ah, sudah sadar rupanya, syukurlah”, suara Tuan Besar Park menyadarkan lamunan Yoongi.
“Ayah”
“Nak,” Park Seo Joon merentangkan tangan, menunggu reaksi Jimin.
“Aku pulang”, kata Jimin, berdiri bergerak mendekat ke arah ayahnya dan memeluknya erat.
“Selamat datang nak. Selamat datang. Ayah merindukanmu”
“Aku juga merindukan ayah”
Melihat pemandangan di hadapannya Yoongi mengeryit keheranan, karena setahunya Park senior dan Junior itu telah bertemu tadi pagi.
“Kita tunggu yang lainnya ya, kita selesaikan semuanya. Ada yang ingin ayah katakan”
“Aku juga”
Tak sampai 30 menit menunggu, satu persatu wajah yang dikenal Yoongi memasuki kamar yang cukup luas itu. Diawali dengan Tuan Ma lengkap dengan ranjangnya dan beragam peralatan medis yang menempel, bersama Tuan Han. Berturut -turut Tae, Jungkook, Hoseok, Namjoon dan juga Seokjin.
Belum sempat Yoongi menyapa mereka, tuan Han berdehem.
“Terima kasih atas kesediannya berkumpul di sini. Mungkin banyak yang bertanya tanya tentang aneka peristiwa yang terjadi hari ini. Itulah sebabnya, saya meminta Tuan sekalian berkumpul di sini untuk mendengarkan penjelasan tentang apa yang terjadi. Waktu kita tidak banyak, karena kondisi Tuan Ma. Harapannya pertemuan ini bisa menghasilkan kesepakatan dengan berbagai pihak”
“Terima kasih Han, baik, kita mulai saja”, kata Tuan Park.
“Sebelumnya aku ingin minta maaf pada kalian, yang secara tidak langsung kulibatkan dalam rencanaku selama 10 tahun belakangan ini. Terutama, Yoongi, aku minta maaf. Ini akan menjadi penjelasan yang sangat panjang, dan kusarankan tak ada yang menyela sampai aku selesai.”
“Eh..”
“Nenek peramal terjitu di Daegu, beserta keluarganya adalah bawahanku. Kuminta dia berdiam di sini dan membantunya membangun persona peramal, agar kau juga mempercayainya. Semua ramalannya selama ini adalah atas perintahku. Termasuk tentang Phoenix dan naga air”
“Semua kesialan yang menimpamu beberapa kusengaja, tapi lebih banyak terjadi di luar kendaliku, terutama saat tangan Namjoon yang patah, atau luka di matamu”.
“Untuk itu aku minta maaf.”
“Usai kematian Bo Young, aku sudah mengira bahwa adik angkatku pelakunya. Motivasinya sangat jelas dan perilakunya sungguh mencurigakan. Namun tak adanya bukti, membuatku berpikir bagaimana agar dia muncul dan mengakui sendiri. Apalagi saat itu aku berfokus pada kesembuhan Jimin, anakku.”
“Kejadian itu menimbulkan trauma yang luar biasa pada Jimin, sehingga dia seolah menciptakan kepribadian lain yang sangat bertolak belakang dengan Jimin yang kita kenal selama ini. Dia agresif, berdarah dingin, suka akan kekerasan, dan menikmati penyiksaan”, Jimin yang mendengar namanya disebut hanya menggelengkan kepalanya pelan.
“Yang kalian lihat saat ini adalah Park Jimin mode agresif yang dikenali Tae sebagai pribadi lain Jimin. Taehyung mengira, Jimin yang lembut tak mungkin suka akan kekerasan, dan yang melakukan kekerasan selama ini adalah wujud Jimin yang berbeda.”
“Tapi tidak, keduanya adalah Jimin, dan dia dengan sadar melakukannya. Dua duanya adalah Jimin seutuhnya. Saat mengetahui hal ini, aku dan Han meminta untuk merahasiakannya pada siapapun,dan memunculkan kesan bahwa Jimin mengalami amnesia dan merupakan sosok lembut jauh dari kekerasan, serta berkepribadian ganda”
“Pengiriman dia ke Jepang dan NZ dengan dalih untuk bersekolah adalah rencana kami untuk mengejar Wooshik yang dilindungi oleh musuh kita. Sebut saja Jang dan Wang di antaranya. Berkat kemampuannya bermain peran, selama pengejaran Woo shik, Jimin juga berhasil membangun jaringan baru dan menemukan jenius jenius yang diremehkan untuk membantunya mengembangkan penelitian milik keluarga Min dan ibunya”
“Alasan utama suami istri Min serta istriku dibunuh adalah untuk menguasai penelitian yang mereka kembangkan. Bo Young sudah curiga dengan Woo Shik, dia meminta pasangan Min untuk mencabut semua data dan menyembunyikannya. Naas, belum sampai data itu ke tanganku, mereka telah dibantai dengan kejam serta meninggalkan Yoongi yang trauma dengan tempat gelap dan sempit. Pun dengan Bo Young yang terbunuh”
“Jimin dan Yoongi, satu satunya saksi atas kejadian itu harus kulindungi. Oleh karena itu, aku membiarkanmu dan melatihmu bersama dengan Namjoon tentang bisnis bawah tanah mulai dari level terendah, sampai akhirnya menguasai Daegu dengan keahlianmu”
“Namjoon adalah manusia pilihanmu untuk menjadi tangan kananmu, aku masih tetap mengawasi kalian lewat Seokjin. Dia anak buahku, dan melapor padaku. Ah untuk urusan pribadi Namjoon dan Seokjin aku tak ikut campur, itu urusan mereka sendiri. Laporan dia padaku hanya sebatas bisnis”
“Sampai suatu ketika aku menemukan hardisk penelitian itu dalam boneka milik Jimin. Data penelitian ini yang kemudian dikembangkan dan diteruskan oleh Jimin sampai saat ini. Inilah chip yang kita pasang hari ini”
“Oh.,.”
“Tentunya identitas Jimin dibalik penelitian ini sangat dirahasiakan. Hanya aku dan Han yang tahu, Jimin belajar robotika, rekayasa genetik, serta teknologi terpadu. Tae dan anak buahku yang lain mengira dia belajar untuk menjadi guru. Selama berurusan dengan bisnis Chip ini, Tae hanya mengetahui bahwa Sung Woon yang menjadi mitranya, bukan Jimin. Sung woon sendiri adalah salah satu kepercayaan Jimin yang ditemukannyandi Jepang.”
“Pembentukan kawasan khusus inipun sebetulnya ide Jimin, untuk mengawasi dan memgamankan bisnis yang sedang berkembang. Untuk itu, dia merekomendasikan Hoseok sebagai pemimpin yayasan sekaligus mata dan tangan kami di sini, pun dengan Jungkook yang merupakan bawahan Taehyung adalah orang pilihanku”.
“Aku tahu Taehyung bergerak sendiri, tapi sejauh ini masih dalam batas wajar sehingga aku membiarkannya. Toh tak ada yang merugikanku bahkan sangat membantuku. Aku tak khawatir peristiwa Wooshik akan terulang, karena Tae sesungguhnya merupakan sepupu dari Jimin.”
“Taehyung, adalah anak kandung Ma yang dicarinya selama ini. Kukira Ma tak tahu bahwa dia memiliki anak, namun pembicaraan kami akhir akhir ini mengisyaratkan dia menyadari bahwa dia perlu keturunan untuk meneruskan bisnisnya dan mulai mencari anaknya. Sesungguhnya aku menemukan Taehyungpun tak sengaja, saat mengetahui golongan darahnya. Awalnya memang aku ingin membesarkannya sebagai pengantiku mengingat kondisi Jimin yang tak memungkinkan saat itu.”
“Tapi ternyata, aku malah menemukan keponakanku sendiri. Sengaja tak kuceritakan hal ini padamu, Ma. Karena aku memegang janji pada pemilik panti yang menyerahkan Taehyung padaku, dia bilang, jangan bicarakan keberadaan Tae kecuali ayahnya mulai mencarinya dan menginginkannya. Dan ya... Taehyung anakmu, keponakanku, sepupu dari Jimin”
“Tuan Park..”
” Kau sungguh peka Tae, meski berulangkali aku memintamu memanggilku ayah, kau tetap merasa aku bukanlah ayahmu dan menganggapku atasanmu. Cuma Jimin yang kau anggap saudara, dan memang benar, kau saudara Jimin”.
“Ada lagi yang belum kuceritakan??”
“Bajingan itu, katakan di mana bajingan itu, aku ingin menghajarnya”
“Woo shik ya, dia sudah diurus. Dia harus membayar perbuatannya. Nyawa dibayar nyawa, jadi ya, dia harus mati berulangkali untuk menebus nyawa yang diambilnya. Istriku, ayahmu dan juga ibumu Yoon. Tak perlu kau memikirkan bajingan itu, semua sudah diatur. Ayahku yang malang menganggap dia anaknya sendiri, tak disangka dia hanyalah anak entah dari mana yang berhasil disusupkan di keluargaku dan diberi marga kami.”
“Jimin, ada yang ingin kautambahkan nak?”
“Tae, aku juga ingin minta maaf. Skenario percobaan menyelakaiku adalah skenarioku sendiri. Mereka orang yang kubayar untuk berpura pura berusaha menculik dan mencelakakanku untuk memancing Wooshik bertindak. Karena aku dan ayah baru menemukan beberapa penyadap di ruang kerja ayah.”
“Dan untuk Yoongi hyung serta Namjoom hyung, aku minta maaf karena memanfaatkan ketidaktahuan kalian atas situasi ini, yang berujung nyaris membunuh Yoongi hyung. Aku paham kalau kalian dan Tae marah atau membenciku karena aku pantas mendapatkannya”
“Aku tak membencimu Ji, karena Seokjin hyung sudah bercerita padaku beberapa waktu lalu.”
“Aku juga, aku sudah paham situasinya dari Koo maupun Hobi hyung,serta kesimpulanku sendiri dari perilaku tuan Han. Terlepas fakta aku anak paman Ma, tak ada masalah bagiku. Malah aku lega, aku bisa leluasa berdiskusi denganmu tentang bisnis saat ini”
“Aku... aku tak tahu. Aku masih butuh waktu untuk mencerna semuanya”, kata Yoongi lirih.
Jimin, menatapnya dengan pandangan sedih, tapi dia mengangguk berusaha memaklumi posisi Yoongi.
“Ma?”
” Daebak, berarti secara tak langsung Korea ada di tanganmu.. waaah Daebaaak....”
“Eh...”
“Aku bersyukur ternyata masih hidup dan bisa bertemu anakku. Tak ada yang kusesali, karena berkat ini aku jadi menemukannya. Dia tak jauh dariku, hanya tersembunyi dari pandanganku. Terima kasih Park”
“Sama sama,syukurlah kalau kau tak ada masalah. Aku dan Han sudah mempersiapkan dokumen yang kaubutuhkan untuk Tae menjadi pewarismu. Sementara Ji, akan tetap menjadi penerusku”.
“Baiklah, kalau begitu. Hari ini terlalu panjang, kalian beristirahatlah. Ma akan kupindahkan ke ruangan lain. Aku permisi”, kata Tuan Park berpamitan.
“Aku ikut, kata Tae mengekori Tuan Han dan membantunya mendorong ranjang serta peralatan medis Tuan Ma.
Sementara Ji, masih terdiam di kursinya, memandangi Yoon menunggu isyarat darinya.
“Aku akan mengecek kondisi Tuan Ma, kalau kau butuh aku untuk segala sesuatunya, tekan belnya,” kata Seokjin berpamitan pada Yoongi.
Sedangkan Nam hanya berdiri memandangi Yoongi dengan tatapan bersalah.
“Aku akan pergi..”, lirih Namjoon
“Tinggal di sini, aku ingin membuat perhitungan denganmu”, sergah Yoongi kasar.
Namjoon menelan ludah, mengangguk dan mempersiapkan dirinya dihajar oleh Yoongi.
Melihat ketegangan di antara Namjoon dan Yoongi, Jimin beringsut berdiri, hendak diam diam meninggalkan ruangan.
“Mi...”
“Ya..”
“Besok temani aku, aku ingin kau bertanggung jawab sampai aku sembuh.”, jelas Yoongi.
“Ya, akan kubawakan jeruk besok meowgi hyung”
“Humm”
“Aku pergi dulu...”
“Hati-hati”
“Ya..”
“Ehem.. Hyung, Park Jimin sudah pergi,“bisik Namjoon di telinga Yoongi setelah 15 menit Yoongi memandangi pintu yang tertutup.
“Diam kau, sini kau harus berurusan denganku”, Yoongi reflek menjambak rambut Namjoon, mengakibatkan si jangkung itu mengaduh dan berlutut di samping tempat tidurnya.
Hanya satu doa Namjoon, dia akan keluar dari kamar itu dalam keadaan hidup hari ini