Ketiga Kalinya Berjumpa (pt 9)
Min Kecil
TW: -bxb -ABO -yoonmin -implisit crossdresser -Jimin in woman dress -MPreg (implisit SC- persalinan dengan operasi) -Torturing -Blood -Angst -MCD (MAYOR CHARACTER DEATH, BOTH YOONMIN IS DEAD) – #Reinkarnasi
Notes : Maafkan kalau ada kesalahan penulisan.
Terhitung 6 pekan dari kabar menggembirakan sekaligus penuh dengan kecemasan mengenai kehamilan Jimin sudah tersebar di seluruh kerajaan. Lagi-lagi, rakyat menyambut suka cita kedatangan calon anak dari putra mahkota. Pewaris kedua terkuat tahta kerajaan. Meski raja belum mangkat atau turun tahta, tapi berita tentang kehamilan Omega Putera Mahkota sempat membuat pihak oposisi meradang. Terutamanya klan-klan yang sangat ingin menggulingkan tahta Raja, semenjak beberapa tahun silam. Pun dengan ambisi pribadi Permaisuri Agung menjadi Omega tercantik di kerajaan itu.
Tak bisa dipungkiri, awalnya Permaisuri Agung tak acuh dengan kehadiran Jimin sebagai 'istri' dari Yoongi, namun, banyaknya dayang dan selir istana yang memuji kecantikan Jimin, kelembutan hatinya serta perilakunya yang ramah pada siapa saja sedikit demi sedikit mengobarkan perasaan benci dan iri yang dimiliki oleh Permaisuri Agung. Statusnya yang sudah menjadi kedua, seakan menjadi lebih rendah dan tak pernah dipandang lagi. Semakin bertambah benci, kala tahu Yoongi menolak semua selir dan menjadikan Jimin sebagai satu-satunya. Sebuah kemewahan yang tak pernah dia dapatkan, menjadi satu-satunya.
Semuanya tentang Jimin. Jimin.. Jimin.. dan lagi-lagi Jimin. Belum pernah Permaisuri Agung merasa sebenci ini pada seseorang, dan bertekad mencari celah untuk menemukan kelemahan Park Jimin dan menggunakannya untuk kepentingan pribadinya. Hal ini diamini oleh klannya, yang juga kehilangan posisinya di istana karena Yoongi dan juga Raja membatasi gerak mereka dari sektor pajak.
Kesempatan menyingkirkan Jimin datang,, kala Permaisuri Agung mendapat kunjungan dari Menteri Perdagangan yang membawakannya sutera terbagus serta pemerah bibir dari Timur Jauh. Menteri Perdagangan yang memuji kecantikannya dan membanding-bandingkannnya dengan Jimin, membuatnya yakin bahwa kehadiran Jimin dan Yoongi adalah duri dalam daging yang harus segera disingkirkan.
Berbekal informasi dari menteri Perdagangan, bahwa beberapa menteri lainnya memilih untuk bersumpah setia pada Permaisuri Agung dan putranya Min Woo Zi untuk meneruskan tahta kerajaan dan menggulingkan Min senior.
Rencana disusun, Permaisuri bertindak sebagai mata dan telinga dalam istana, sementara Menteri Perdagangan, Pertanian, Pertanahan yang merasa dirugikan oleh sistem pajak kerajaan yang disahkan oleh Raja bergerak sebagai dalang dibalik kerusuhan kecil dan pemberontakkan di penjuru kerajaan.
Pemberontakan dan kerusuhan itu diciptakan, untuk memecah konsentrasi Raja, agar penyelundupan senjata yang dilakukannya berjalan mulus, meski bagian pertama sempat terpergok dan disita oleh Seojon beberapa tahun yang lalu.Namun, mereka tak berhenti dan juga ingin menyingkirkan Seojon yang menghalangi mereka. Segala sesuatu tentang Park Seojon diselidiki, sampai suatu malam mereka mendapat satu informasi remeh, tentang putra putri Seojon. Itupun informasi dari Menteri Kehakiman yang mereka buat mabuk dan kelepasan mengatakan bahwa Park Seojon sangatlah aneh, menamai dua anaknya dengan Park Jimin,meski mereka berbeda jenis kelamin. Berbekal ocehan tersebut, kumpulan pemberontak itu menyusun rencana.
Rencana membuka kedok siapa Park Jimin sebenarnya nyaris sempurna kalau saja berita kehamilan itu tak terjadi.
“SIALAAAAAAAAAAAAAN!!!!”, Permaisuri Agung membanting cawan tehnya
“Lihat saja kau Jimin... Akan kuhilangkan kau beserta seluruh keluargamu.. “
Pertemuan Keluarga Kerajaan selanjutnya
“Selamat menantuku, selamat... “
“Terima kasih yang mulia”, kata Jimin tersenyum dan mengangguk lemah”
” Wah...kalau dari pertama langsung pingsan aku ragu akan kesehatanmu. Jangan-jangan tim kesehatan yang meloloskanmu di Uji kedua memalsukan kondisimu”
“Permaisuri...”, potong Ratu
“Ah, kau juga saat hamil Woo Zi malah hanya berdiam di kamar selama 3 bulan”, Seloroh Raja tenang sambil mengudap camilannya.
Wajah Permaisuri Agung memerah, kini Raja terang-terangan membela Jimin daripada dirinya. Tangannya mengepal erat, namun dia masih memandang ke arah Yoongi dan Jimin dengan kepala tegak terangkat, menolak untuk kalah.
“Bodohnya aku, ahahah.. tentu saja hormon kehamilan membuat kita semua berubah. Ah, aku jadi penasaran apa anak kalian nanti akan kembar? Tak bisakah aku melihatmu dan kakak laki-lakimu Jimin?, sepertinya hal ini akan menarik. Jarang sekali ada kembar berbeda jenis kelamin”, kata Permaisuri Agung tenang
Sudah kuduga Batin Jimin merasa lelah dan hanya tersenyum.
“Hamba tidak masalah bertemu dengan kakak Ji, mengingat hamba juga merindukannya. Tapi hamba rasa, hamba tak berhak memanggilnya pulang, karena Yang Mulia yang memberikannya tugas”
“Benar, Jimin sedang sibuk di area perbatasan. Aku saja saat bertugas tak pernah bertemu dengannya.”, sambung Yoongi
“Yang Mulia tidak penasaran dengan mereka?”, tanya Permaisuri Agung dengan nada merajuk
“Misi di perbatasan belum selesai, masih ada yang harus diurus”
“Tapi yang mulia ini bisa jadi kesempatan bagus, mengenalkan Park Jimin muda ke bangsawan yang lain. Siapa tahu Jenderal Park juga ingin mencarikannya menantu”
“Hmm.. Begitu ya...”
“Iya yang mulia, lagipula beberapa menteri juga penasaran sosok yang bisa mengalahkan Putera Mahkota di sekolah Hwarang. Kabarnya hanya Park Jimin pria yang bisa mengalahkan Putera Mahkota”
“Hmmm... Akan kupertimbangkan. Jika mereka sudah selesai akan kuminta mereka menghadap”, Raja menjawab sambil menatap Yoongi dan Jimin, serta mengedipkan satu matanya.
Seminggu Kemudian di Aula Istana
“Panglima Park Jimin izin menghadap”, suara protokol kerajaan mengagetkan seluruh bangsawan dan para menteri yang hadir di pertemuan rutin kerajaan. Karena ini kali pertama mereka melihat dengan jelas kembaran menantu raja, yang digadang-gadang sebagai pengganti Park Seojon sebagai Jenderal dan menteri pertahanan.
Suara kusak kusuk semakin mengeras, kala Park muda dengan baju hawarangnya menghadap ditemani dengan Kim Taehyung. Wajah Taehyung yang mengeras dan posturnya yang tinggi cukup kontras dengan Park Jimin yang terlihat mungil tapi aura dominannya memancar.
Yoongi yang berdiri di barisan sebelah kanannya berusaha menahan mulutnya agar tak menganga. Melihat suaminya dalam baju perangnya entah kenapa membuat perutnya bergejolak dan membangkitkan sesuatu di bawah sana.
Jujur, terbiasa melihat Park Jimin dalam baju perempuan membuatnya sedikit lupa bahwa suaminya tak kalah gagah dalam baju perang dan membuatnya bangga karena dialah yang bisa memilikinya. Spontan Yoongi membetulkan posisinya berdiri, dan membusungkan dadanya tanpa sadar.
“Ehem..”
“Park Jimin datang menghadap yang mulia”,
OOh.. Suara berat Jimin.. Hmmm... Yoongi mati-matian mengosongkan pikirannya yang mulai merambat kemana-mana
“Ah. Park Muda. Bagaimana dengan misimu?”
“Maafkan kami yang mulia, pasukan pemberontak yang kami tangkap ternyata hanya sekumpulan petani miskin yang marah karena lahannya dirampas. Mereka dihasut untuk melawan kerajaan, ada bukti yang mengarah ada yang sengaja melakukannya dan memasok senjata pada mereka. Mereka sengaja diatur untuk memecah keamanan di perbatasan”
“Hmmm begitu..”
“Kami memohon ijin agar bisa membina mereka yang mulia, masih diperlukan banyak informasi mengenai dalang dibalik kegiatan ini. Dan hamba rasa hukuman kekerasan atau hukuman mati akan menyulut kelompok lainnya dan membuat mereka yakin bahwa kerajaan yang membuat mereka sengsara”
“Yoongi.. Bagaimana menurutmu?”
“Eh.. uhm... “, Yoongi tergagap saat namanya disebut dan segera berusaha menguasai keadaan
” Saya setuju dengan Park Jimin, yang mulia. Mereka hanya pion dengan jumlah yang banyak dan digerakkan oleh dalang yang benar-benar keji. Pembinaan akan lebih baik yang Mulia, lagipula ini kesempatan untuk menambah pasukan di perbatasan.”
“Mohon Maaf Yang Mulia, pemberontak tetap pemberontak. Sekali mereka berkhianat mereka akan melakukannya lagi yang mulia. Lebih baik mereka dihukum mati sebagai peringatan bagi kelompok mereka yang lain”, menteri pertanahan menyela ucapan Yoongi
“Betul yang mulia”, dan beberapa menteri yang lain mengiyakan
“Keduanya sama-sama menarik. Menurutmu bagaimana Jenderal Park?”
“Benar yang mulia, kedua pendapat sama betulnya. Tapi menurut saya kita bina dulu kumpulan pemberontak ini, benih yang baik akan menunjukkan hasil yang baik Yang Mulia. Pembinaan ini sekaligus seleksi mana-mana yang bisa dipercaya, sementara tim yang lain mencari bukti. Hamba rasa bila memang benar ada tim intelektual yang mendalangi ini, mereka saat ini sudah pasti bergerak lebih hati-hati dan mencoba memusnahkan barang bukti. Meski demikian, keterangan dari pemberontak ini bisa kita jadikan tolak ukur untuk menangkap yang lain dan memahami modus operasinya.
Kalau boleh hamba menambahkan, di daerah ini merupakan daerah dengan lahan pertanian terbanyak, menjadi aneh kalau petaninya malah kehilangan lahan dan memilih menjadi pemberontak. Faktor pemenuhan kebutuhan hidup merupakan motif terkuat untuk melakukannya Yang Mulia”
“Menteri Pertanahan dan perdagangan, periksa nama-nama pemberontak itu serta lahan milik mereka lalu koordinasikan dengan Menteri kehakiman dan bagian pencatatan, periksa surat tanah mereka dan berpindah pada siapa, sementara itu Kim Taehyung lanjutkan pembinaan dan Jimin lakukan pembinaan. Jika ada yang membelot lagi lakukan tindakan tegas”
“Sementara Yoongi, putera Mahkota, kuperintahkan mengevaluasi dan memeriksa sistem perpajakan di wilayah itu. Kau kuberi kendali penuh atas wilayah ini sementara. Kalau tak ada masalah, kau juga kuberi keleluasan memeriksa pengusaha bangsawan yang terkait”
“BAIK YANG MULIA”, berbarengan Kim Taehyung, Min Yoongi, dan Park Jimin membungkukkan badan menghormat, menerima perintah tersebut. Sementara para menteri yang disebut langsung berwajah pucat tak mengira Raja akan meminta mereka terlibat dalam pemeriksaan.
Seusai pertemuan itu, Yoongi menghampiri Jimin dan Taehyung yang terlihat berbicara serius.
“Tae, Jimin..”
“Hyung..”, jawab mereka bebarengan.
“Kau tak apa?”, tanya Yoongi cemas menatap suaminya. Dia tahu suaminya mempersiapkan hal ini sejak seminggu yang lalu, bau feromonnya mati2an ditutupi dengan ramuan, dan pakaiannya yang diam-diam dipersiapkan oleh Taehyung. Sedangkan tanda mating mereka disembunyikan dengan apik dengan syal Hawrang dan bedak milik ibu Jimin.
“Aku baik Hyungie”, jawab Jimin lembut menatap suaminya
“Ehem... aku masih di sini omong-omong”, kata Taehyung berdeham
“Ah maaf Tae”
“Aku masih marah ya Jiminnie, bisa-bisanya aku tak dilibatkan sebelumnya”
“Maafkan kami, ini ideku”, kata Yoongi
“Sedikit yang tahu semakin baik”
“HUFFFF..., tetap saja aku temanmu”, kata Taehyung merajuk.
“Baiklah-baiklah... Apa maumu biar tak merajuk lagi hmm”, tanya Yoongi.
“Aku ingin melihat Jimin”
“Huh? Kau kan sudah melihatku Tae”
“Melihat kembaranmu..”
“Eh..”
“Ayolaaah.. aku penasaran melihatnya.. Aku hanya melihatnya sekilas saat seleksi. Jangan curang, Namjoon Hyung sudah melihatnya berkali-kali”
“Aduh..”
“Aku ingin melihat kalian..”
“Dasar...”
“Aku melihatnya akan kumaafkan dan akan kubantu soal perbatasan. Bagaimana?”
“Hyungie?”, Jimin memandang suaminya meminta ijin.
“Baiklah, ikutlah nanti sore ke taman kerajaan. Permaisuri Agung mengadakan jamuan teh untuk bertemu Jimin dan kembarannya. Ikutlah”
“YEAAAAY.. TERIMA KASIH!”, kata Taehyung reflek memeluk Jimin.
“EHEM..”, deham Yoongi
“Ah.. maaf. Kelepasan”, kata Taehyung menunjukkan senyum kotaknya. Sementara Jimin berpura pura meregangkan badan, dan menggesekkan tangannya ke tangan Yoongi yang terkepal di sisi badannya.
“Untuk nanti sore bagaimana?”, tanya Taehyung berubah cemas.
“Sudah diersiapkan”, Jawab Jimin singkat.
“Semoga lancar”
“Ya semoga..”
Sorenya di Taman Istana
“Yang Mulia Baginda Ratu dan Permaisuri Agung tiba”, seru kepala kasim menyuarakan kehadiran dua orang penting di kerajaan tersebut.
Jimin, Yoongi, Taehyung serta beberapa dayang dan kasim spontan berdiri untuk memberikan hormat dan mempersilahkan mereka duduk di tempat yang disediakan.
“Selamat sore ibu, permaisuri agung”, Yoongi yang pertama menyapa dan membungkuk hormat.
“Sore anak-anakku”, kata Ratu menjawab sementara Permaisuri Agung hanya mengangguk. Matanya langsung tertuju pada Jimin yang mengenakan baju Hwarang dan bersebelahan dengan kembarannya yang memakai cadar tipis menyembunyikan separuh wajahnya.
“Ah rupanya ini Hwarang Jimin yang terkenal itu, ah senang bertemu denganmu”, kata Permaisuri Agung menelisik wajah Jimin.
“Kalian berdua mirip sekali, coba tersenyum”
Serempak Jimin dan kembarannya menunjukkan gestur tersenyum mereka yang berbentuk bulan sabit.
“Ah.. manisnya.. Benar-benar mirip, aaah jadi penasaran apakah cucuku nantinya juga kembar seperti kalian”, Tambah Ratu yang tak henti-hentinya tersenyum dan sempat mengedipkan satu matanya pada Yoongi.
“Kalau itu biarkan Luna yang menjawab nanti”, Kata Yoongi sambil tersenyum
“Ah Ibu silahkan duduk, Permaisuri Agung juga. Menyambut berkumpulnya kita hari ini, istriku menyiapkan sesuatu”
“Oh benarkah?”
“Iya, dia ingin mempertontonkan kemahirannya di hadapan kakak laki-lakinya juga”, kata Yoongi bangga sambil menepuk punggung Jimin.
Permaisuri Agung dan Baginda Ratu duduk dengan nyaman dan segera disodori beberapa kudapan serta beberapa gelas teh. Sementara Jimin bergerak luwes dan memberi tanda pada para dayang istana membawa masuk perlengkapan yang akan digunakannya dalam pertunjukkan dalam gazebo taman itu.
Usai semuanya siap, Jimin bergerak maju dan meminta Kakaknya bergabung ke depan. Di depan mereka beberapa pemain musik telah siap. Ah rupanya si kembar ingin mempertontonkan kemahiran mereka bermusik dan menari.
Musik mengalun, keduanya bernyanyi bergantian, menyanyikan satu lagu tentang keindahan para perempuan kerajaan itu, yang cantik dan juga berani, tempo musik tiba-tiba berubah, Byeongpung yang semula berada di belakang tiba tiba maju menutup si kembar. Tempo musik berubah menjadi cepat dan mengehentak bersemangat, sesaat kemudian si kembar telah muncul kembali. Keduanya telah berganti pakaian, Park Jimin yang tadi menggunakan pakaian Hwarang telah berganti Hanbok, pun demikian dengan kembarannya yang semula menggenakan rok juga berganti menjadi hanbok dengan warna dan model yang sama, Hanya saja wajah keduanya ditutupi oleh cadar tipis. Tak hanya di situ, keduanya menarikan beberapa gerakan tarian dengan bersamaan, layaknya bercermin satu sama lain.
Dan tak lama pertunjukkan telah usai diakhiri dengan keduanya yang berdiri berpunggungan, dalam baju yang sama, keduanya terlihat sama. Baik tinggi badan maupun gestur. Hal ini membuat Baginda Ratu tersenyum senang dan Permaisuri ternganga.
“Wah.. benar-benar kalian ini.. benar-benar sama... waaah”, Ratu tertawa kencang.
“Huh.. benarkah? cadar mereka dipasang, bagaimana Baginda Ratu mengatakan mereka sama”, seru Permaisuri Agung sinis. Serempak keduanya membuka cadar, dan terlihatlah wajah yang serupa sedang tersenyum.
Permaisuri menarik nafas terkejut, melihat keduanya yang bak pinang dibelah dua. Sementara Taehyung berusaha mati-matian menahan tawanya pun demikian dengan Yoongi yang tersenyum bangga dan bertepuk tangan.
“Permaisuri Agung ingin apa lagi?”, tanya Yoongi sedikit mengejek dan menyindir. “Silahkan, mumpung keduanya berada di sini dan Istriku belum terlalu besar kandungannya”, lanjut Yoongi.
“Tidak..”, kata Permaisuri Agung sambil langsung meminum tehnya.
Kedua Park Jimin kemudian diarahkan untuk duduk di tempat yang disediakan, dengan Yoongi yang terlebih dahulu meraih tangan 'istrinya' dan memapahnya duduk dengan telaten. Sementara Park Jimin pria langsung tos dengan Taehyung yang duduk tak jauh dari yoongi.
Taehyung mempertontonkan senyum kotaknya dan memberi kode dengan jempol yang terulur di bawah meja agar Park Jimin melihatnya. Keinginannya melihat Jimin melihat Jimin dalam rok setidaknya masih belum bisa terkabul, meski demikian dia ikut bangga karena bisa berperan dalam misi mari-mengelabui-Permaisuri-Agung kali ini.
Dan sepertinya rencana mereka berhasil, Permaisuri Agung tak pernah merecoki dan bertanya tentang kakak laki-laki Park Jimin lagi, dan cukup diam mengetahui kembaran omega Yoongi itu harus menyelesaikan misi di perbatasan dengan di bawah pengawasan Yoongi yang sesekali ikut mengecek.
Sementara kegiatan rutin Park Jimin di istana terganti dengan acara jamuan minum teh secara berkala di kediaman Ratu. Pertemuan keluarga rutin tiap minggu ditiadakan mengingat Yoongi yang harus bepergian ke daerah di perbatasan.
Waktu damai dimanfaatkan oleh mereka untuk mempersiapkan kelahiran cucu kerajaan. Di sela kesibukannya memantau perbatasan, Yoongi menyempatkan berbincang dengan Namjoon dan Raja serta mertuanya mengenai rencana “menampakkan' Panglima Park Jimin berikutnya serta rencana kelahiran anaknya.
Disepakati, Jimin akan sesekali tampak di lapangan dan jamuan teh Ratu yang dihadiri Permaisuri Agung, tapi tak selalu, jika memungkinkan atau jika ada indikasi mata-mata Permaisuri Agung di lapangan. Sungguh melelahkan dan membingungkan memang, bergantian memainkan peran.
Beberapa kali nyaris ketahuan, kalau saja tak ada Kim Go eun Noona yang mengisi peran Jimin di istana, dan Ha SUng Woon yang membantu di lapangan. Keduanya bertindak sebagai pemeran pengganti untuk Jimin. Sosoknya yang mirip dan gestur yang serupa membuat ketiganya terkadang sulit dikenali.
Sungguh suatu keberuntungan bagi Park Jimin memiliki teman setia seperti mereka. Kim Go Eun adalah sepupu Namjoon dan Taehyung yang berperan sebagai dayang utama Jimin, sedangkan Ha Sung Woon adalah salah satu sahabat kecil Jimin di akademi selain Taehyung. Keduanya sudah bersumpah setia tak akan membocorkan rahasia ini karena sama-sama merasa berhutang budi. Lagi pula Go Eun dan Taehyung menjalin hubungan romansa yang cukup serius sepertinya.
9 bulan kehamilan Jimin
Yoongi dengan berat hati meninggalkan Jimin sendiri di istana, karena ada kabar pemberontakkan terjadi lagi di ujung perbatasan yang lain. Gudang senjata kebobolan, 2 peti senapan sitaan lenyap. Belum ditemukan pelakunya, namun seluruh anggotanya syukurlah bersih, jadi bisa dipastikan itu pekerjaan orang luar dengan mata-mata yang lihai dan licin. Tapi berkat hal ini, terpaksa Yoongi meninggalkan istana untuk mengatasi hal ini padahal dia harus mendampingi Jimin yang menurut tabib istana mendekati waktu persalinan.
Alhasil keselamatan Jimin dia titipkan pada Namjoon yang telah mempersiapkan beragam kemungkinan termasuk prosedur membuka perut Jimin, karena tak ada jalur lahir yang biasa selayaknya omega melahirkan pada umumnya. Satu hal yang meresahkan Yoongi dan Jimin. Prosedur membuka perut masihlah hal yang baru di kerajaan, dan Namjoon terus berlatih dengan membuka serta menutup hewan ternak di wilayah kerajaan serta mencatat beragam kemungkinan yang terjadi. Sejauh ini penelitiannya 85% berhasil tanpa terlihat tanda perlukaan atau kematian hewan ternak, meski demikian, hal ini belum dicobakan pada manusia.
Taehyung dan Sung Woon yang menyamar menjadi kakak kembar Jimin berjaga di perbatasan serta menyelesaikan tugas dari Raja dengan baik. Mereka sedang bersiap kembali ke kerajaan, kala mendengar kabar bahwa gudang senjata kebobolan dan memutuskan untuk menyusul Yoongi dan pasukannya sebagai tenaga tambahan.
Sementara Yang Mulia Raja dan Ratu, sedang disibukkan oleh undangan dari negara tetangga yang mengundang mereka berdua untuk kunjungan kenegaraan. Jadwalnya seharusnya bulan depan, tapi mendadak maju dikarenakan sang raja negeri seberang akan mengadakan kunjungan ke negara-negara lain. Sehingga mau tak mau, pemerintahan di istana digantikan oleh Permaisuri Agung sebagai pimpinan tertinggi. Jenderal Park Seojon bertindak sebagai jenderal perang dan menemani Permaisuri Agung.
Meninggalkan istana dalam keadaan kosong begini, sekaligus Jimin mendekati masa melahirkan mau tak mau membuat Seojon waspada. Istrinya diajaknya serta ke istana, untuk membantu mengawasi Jimin bersama Go Eun. Dan benarlah saat Seojon akan melaporkan kondisi kerajaan, seorang utusan berjalan terburu-buru ke aula besar dan mengatakan bahwa pasukan Yoongi diserang saat perjalanan pulang.
Yoongi kewalahan dan terpaksa bersembunyi di hutan bersama sisa pasukannya, pengawal ini diperintahkan untuk pulang ke kerajaan dan Meminta bantuan. Mendengar hal itu Permaisuri Agung memerintahkan Jenderal Park untuk menyusul dan membantu pasukan Yoongi. Mau tak mau, Seojon menuruti perintah itu, karena keselamatan Yoongi juga merupakan tanggung jawabnya.
Sepeninggal Seojon, permaisuri mendatangi Jimin di kamarnya. “Selamat datang yang mulia”, kata Jimin menyambut permaisuri di kamarnya
Permaisuri Agung hanya mengangguk sambiil tersenyum dan melirik ke arah kandungan Jimin yang membesar.
“Wah, sudah waktunya Min kecil lahir ya?”
“Benar yang mulia, menurut perhitungan, purnama depan dia akan lahir”
“Wah.. wah... terlalu lama. Bagaimana kalau dia lahir sekarang aku tak sabar ingin melihat Min kecil”,
Jimin yang tiba-tiba merasakan firasat buruk, segera waspada, dan melirik untuk mengecek keadaan Go Eun dan ibunya.
“Karena aku ingin melihatnya, SEKARAAANG!!!”, Teriakan Permaisuri Agung dibarengi dengan masuknya beberapa pasukan berpakaian hitam yang menyerbu ke kediaman Jimin. Spontan Jimin melompat ke arah belakang memastikan ibunya aman, di bawah penjagaan Go Eun.
SIAL TERLALU BANYAK , batin Jimin.
“Tunggu apa lagi, aku ingin melihat cucuku sekarang. Keluarkan dia dan berikan padaku. Ibunya, terserah mau diapakan. HAHAHHHAHAHHAHHA”, kata Permaisuri Agung tenang sambil berjalan keluar seperti tak ada apa-apa.
Jimin spontan menendang meja pendek berisi suguhan ke arah pasukan itu dan untuk membuat mereka kaget, serta berusaha keluar bersama Go Eun dan ibunya melalui jendela. Diraihnya pedang sebelum melompat keluar kamarnya,, Sebuah hal yang sedikit mustahil mengingat perutnya yang sudah membesar sehingga gerakannya tak selincah dulu.
Dimintanya Go Eun memastikan ibunya aman, sementara dia berusaha menghambat pasukan berseragam hitam itu dengan beragam cara sebisanya. Ketiganya pun berlari menuju pondok tim kesehatan untuk meminta bantuan, untungnya Namjoon yang sekiranya berada di luar istana karena jadwal kunjungannya belum berangkat karena ada yang tertinggal . Namjoon kaget luar biasa mendapati ketiganya berlari kencang ke arahnya. Tanpa bertanya, dia segera mengajak ketiganya ke arah istal kuda. Go eun dan ibu Jimin menaiki satu kuda, sementara Namjoon dan Jimin masing- masing berkendara sendiri.
Dengan sigap Namjoon meraih semua perlengkapan medisnya, dirinya merasa ngeri melihat Jimin memacu kudanya sedikit kencang mengingat usia kandungan Jimin yang terlalu tua. Bertiga mereka keluar istana dan menuju tempat persembunyian milik Yoongi dan Jimin yang sudah dipersiapkan sebagai tempat Jimin melahirkan. Kabur dari istana, anehnya tanpa banyak kendala yang berarti, pasukan berjubah hitam itu hanya mengejar mereka sampai ke gerbang istana dan menutup gerbangnya tanpa berusaha mengejar mereka.
“SIAL.. Kita lengah.. SIAL!!!” kata Jimin saat mereka tiba di tempat persembunyian dan dirinya berganti dengan celana dan hanbok yang cukup besar untuk menutupi perutnya.
“Tenang tenang Jimin... tenangkan dirimu.. sebelum kau marah ijinkan aku mengecekmu dan bayimu terlebih dahulu. Aku khawatir akan goncangan dan tindakanmu tadi”, kata Namjoon menenangkan.
“Ouchhh”, bersamaan dengan itu, Jimin merasakan perut bagian bawahnya ngilu luar biasa.
“Jimin.. anakku”, Ibunya reflek menyikap bagian depan hanbook Jimin dan mendapati beberapa jejas memar di sisi perutnya. “Aduh...nak...”, ibunya pun menuntunnya berbaring untuk selanjutnya diperiksa oleh Namjoon.
“Tak apa ibu.. aku tak apa..AKu laki-laki..”
“Tapi tetap saja, kau sedang menganduung nak”
“Biar kuperiksa dulu bibi”
“Semoga tak ada apa-apa, Ya Luna”
Hening, menunggu hasil pemeriksaan Namjoon, ibu Jimin mondar mandir di dalam kamar. Dia dan Seojon sudah memperkirakan ada orang dalam dari peristiwa pemberontakan ini, tak disangka Permaisuri Agung bagian dari pemberontakan itu.
Mereka sedikit meremehkannya karena terlalu sibuk menyusun rencana kelahiran anak Jimin dan rencana peran ganda Jimin di perbatasan maupun di istana. Mereka sudah mengetahui beberapa kementrian yang terlibat, tapi benar-benar Permaisuri Agung menyembunyikan kedoknya dengan sangat rapi. Sikapnya yang terang-terangan menunjukkan ketidaksukaan tapi tak pernah mencelakai Jimin mereka anggap hal yang wajar. Meski menolak bertemu dengan Jimin dia terkadang mengirimkan beberapa hadiah dan mengijinkan Woo Zi bermain dengan Jimin atau menemani Ratu kala minum teh dengan Jimin.
Benar-benar wanita licik.
“Ini gawat..”
“Kenapa Namjoon?”
“Sepertinya Jimin akan melahirkan malam ini, benturan serta kegiatan yang dilakukannya tadi mempercepat waktu melahirkannya. Adanya memar di perutnya khawatirnya akan mempengaruhi bayi. Mau tak mau kita harus mengeluarkannya. Kontraksi di perut Jimin juga terasa lebih sering”
“Jiminku..”
“Aku tak mau ambil resiko Bibi, kondisi Jimin masih bagus, aku ingin membuka perutnya sekarang, waktu kita terbatas”
“Tapi Nam?”
“Apalagi yang kita tunggu bibi, kita tak tahu Permaisuri licik itu sedang merencanakan apa. Saranku kita bantu Jimin melahirkan, dan dia bisa memulihkan diri secepatnya lalu kita kembali ke istana atau mengirimkan kabar pada Baginda Raja”
“Apa kau yakin?”
“Ya, aku Yakin bi, menurut perhitunganku jika kita melakukannya sekarang, paling tidak seminggu lagi Jimin sudah cukup kuat untuk kembali ke istana, perkiraan waktu Baginda kembali ke istana”
“Hmmm”
“Bibi bagaimana?”, desak Namjoon
“Baiklah, keselamatan keduanya yang utama. Kau yang lebih tahu”
“Bantu aku kalau begitu, bibi siapkan perlangkapan untuk bayinya, Sementara Go Eun siapkan air panas dan beberapa kain lebar serta wadah air. Proses ini akan memakan waktu, aku menyimpan beberapa bahan makanan di sini, buatlah makanan atau carilah makanan yang bisa kita makan. Cepat”
“Baik”, segera mereka mengerjakan tugas masing-masing sementara Namjoon kembali ke sisi Jimin yang kini mengerang kesakitan.
“Tahanlah, aku akan mengeluarkan Min kecil”
Jimin meremas tangan Namjoon erat dan menarik kerah bajunya untuk mendekat. Menahan sakit Jimin berkata
“Selamatkan dia. Selamatkan anakku. Kalau kau harus memilih diantara kami berdua. Selamatkan dia”
Mengangguk mantap, Namjoon memegang tangan Jimin yang mencekalnya
“Pasti”
“Kalau akau tak selamat, kutitipkan dia padamu.”
“Jimin.. jangan berkata begitu..”
“Tolong jaga dia nantinya Hyung..”
“hhhhhh... Baiklah. Kita sama-sama berjuang oke”
Jimin melepaskan pegangannya di kerah Namjoon dan mengangguk mantap, dan kembali menggeliat kesakitan merasakan tarikan di perut bagian bawahnya.
“Tunggu nak, paman Namjoon akan mengeluarkanmu”, desisnya sambil mengelus perutnya.
Sementara Namjoon langsung berkutat mempersiapkan segala sesuatu yang akan diperlukannya mengeluarkan Min kecil.
Sementara itu
Yoongi sudah hampir sampai di ibukota kerajaan,dia dan rombongan berada di tepian hutan kerajaan kala melihat dari kejauhan pintu gerbang ditutup, dan tiga kuda berlari cepat meninggalkan area kerajaan. Dipicingkanlah matanya, dia melihat salah satu dari kuda itu milik Namjoon. Menyadari ada yang tak beres, dia memerintahkan semua pasukan yang dibawanya menepi dan melepaskan atribut prajurit dan menggunakan baju biasa.
Dibaginya rombongan itu menjadi tim, satu tim mencari informasi di gerbang istana, satu tim menyembunyikan perlengkapan, sementara dia dan beberapa sisanya mengikuti Namjoon dan dua kuda itu. Setelah menyepakati titik kumpul dan waktu bertemu, Yoongi segera menyusul Namjoon.
Tak lama dia telah sampai di rumah peristirahatannya dan melihat kuda-kuda tertambat di sana. Mengendap-endap Yoongi mendekati rumah itu, dan segera berlari menerobos masuk mendengar jeritan tertahan milik Jimin.
“JIMINNIEEE”, serunya
Betapa terkejutnya Yoongi melihat Namjoon membawa pisau kecil dan bersimbah darah, sementara ibu mertuanya mengusap peluh JImin, dan Go eun membawa ember berisi kain -kain penuh darah.
“AP..”
“JANGAN MENDEKAT!”, seru Namjoon yang menoleh dan menyadari kehadiran Yoongi bersama anak buahnya.
“Tunggulah di luar, aku berusaha mengeluarkan Min kecil. Bantu kami, berjagalah. “
“TA.. TAPI... JIMINNIE..”, kata Yoongi tak tega melihat Jimin yang menangis dan masih belum sadar akan kehadirannya.
“BANTU KAMI”, desak Namjoon
“UNTUK JIMIN DAN MIN KECIL”, tambahnya.
Menarik nafas panjang, dia memutuskan untuk mempercayai sahabatnya serta ibu mertuanya. Dan memutuskan menutup kembali kamar itu serta meminta anak buahnya berjaga di penjuru rumah, dan satu orang ke tempat pertemuan untuk mengiring yang lain ke rumah itu.
Tak lama berselang, seluruh pasukannya yang hanya berjumlah 10 orang datang dan membawa kabar bahwa kerajaan ditutup oleh Permaisuri Agung, dia yang memerintah. Baginda Raja dan Ratu sedang ada kunjungan ke luar istana selama beberapa minggu, Jenderal Park sedang mengirimkan bantuan pada Putera Mahkota yang tersudut karena pasukan pemberontak. Dan ada kabar pasukan pemberontak akan menyerang, oleh karena itu gerbang istana ditutup.
Sialan... Bisa.. bisanya... Maki Yoongi.
“OEKKKKKKKKKK OEKKKKKKKKKKKKKKKKK”, amarah Yoongi sedikit teredam mendengar suara tangisan bayi, bergegas dia kembali ke dalam rumah dan menemukan ibu mertuanya mengendong bayi dalam buntalan kain.
“Anakku.... Jimin... Jiminnieeee....”, Yoongi melihat ke arah ibu mertuanya dan langsung menuju tempat Jimin melahirkan.
“Sayang... sayang... Jimin..”
“Hyungieee”, seru Jimin lemah, Yoongi menghujaminya dengan kecupan.
“Min kecil sudah lahir Hyungie... Sudah lahir... “
“Iya sayang...sssh sudah istirahat dulu”, tanpa sadar keduanya meneteskan air mata. Yoongi menempelkan keningnya di kening Jimin.
“Laki-laki, aku menang taruhan kita Hyungie..”
“Iya sayang.. kau menang.. Min Jeongguk... bukan Min Yoonji”
“Huum... Aku merasa ngantuk sekali Hyungie. Aku akan istirahat sebentar ya”
“Jimin... Jimin... jangan tidur dulu aku ingin mengobrol”
“Hum.. tapi mataku berat sekali Hyungie... Hummm ..”
“Tapi aku masih rindu padamu Minnie”
“Humm.. aku juga, tapi biarkan aku tidur sebentar ya nanti kita me... ngobrol lagi... Hyung... titip Jeongguk”
“Ayo kita jaga Jeongguk sama sama Minnie, tetaplah bersamaku”
“Iya... aku akan tetap bersa.. ma.. mu... Maafkan aku tapi... aku... mengantuk... sekali.... Aku,, mencintai..mu.. Hyung... selalu, kau tahu?”
“Aku tahu sayang aku tahu. Aku juga mencintaimu”
“Aku.. senang ... mendengarnya..”, dan bersamaan dengan hal itu, Jimin menutup matanya dengan tersenyum.
“Jiminnie.. Jiminnie... bangun... aku masih rindu.. Minnie....”, tak merasakan ada hembusan nafas, dan merasakan pergerakan dada Jimin membuat Yoongi panik. Digoyangkannya tubuh Jimin berkali-kali, tapi Jiminnya masih tetap diam.
“TIDAAAAAAAAAAAAAAAAK”, Namjoon kembali masuk setelah mendengar teriakan Yoongi, segera diperiksanya Jimin, dan digelengkan kepalanya mengatakan bahwa Jimin sudah meninggal. Proses persalinan yang berbeda serta adanya banyak darah yang keluar, menjadi penyebab kematian Jimin. Yoongi dan Jimin yang sebelumnya sudah membicarakan hal ini, tentang beragam resiko yang akan Jimin lalui termasuk kematian. mereka sadari betul kemungkinan, mengingat tak ada dalam sejarah kerajaan mereka Omega laki-laki ada dan sehat setelah melahirkan. Namun tetap saja, kepergian Jimin, mate Yoongi membuatnya sangat terpukul.
Ibu Jimin yang melihat Yoongi menangis pilu, hanya bisa mendekap cucunya dan menangis dalam diam. Diciumnya pucuk kepala cucunya berkali kali untuk meredam segala emosinya.
“Tak bisa dibiarkan. Aku harus membalas dalang dari semua ini”, Kehilangan matenya, membuat Yoongi tak berpikir panjang, bergegas dia kembali ke istana dengan membawa pedangnya. Namjoon tak berhasil mencegahnya, beberapa pengawal bahkan Go Eun yang menghadangnya dilewatinya, beberapa prajurit yang tersisa bergegas menyusul Putera Mahkotanya yang kalap oleh amarah.
Sampai di pintu gerbang kerajaan, Yoongi dihadang oleh banyak pasukan berpakaian hitam. Berkelit kesana-kemari dan melancarkan serangan dilakukannya, tapi sayang dia kalah jumlah. Selain pasukan berpedang, pasukan bersenapan di atap istana, berulangkali berusaha melumpukannya. Beruntung dia masih dapat berkelit dan beberapa pasukannya membantunya. Namun apa daya dia kalah jumlah. Di tengah perjalanannya menuju aula istana, dia tertembak, namun demikian dia masih berusaha masuk untuk mencari Permaisuri Agung. Beberapa langkah menuju aula, langkahnya terhenti, dan seketika badannya roboh karena peluru menembus kakinya. Saat berusaha bangkit dan berjalan mendekat,peluru lain berdesing dan menembus bahunya.
Tapi Yoongi tak berhenti, dia berusaha mencapai aula agung, dengan merangkak, dan lagi-lagi peluru menembus tangannya. Yoongi berusaha mencapai aula dengan merayap, kala dilihatnya Permaisuri Agung berdiri di muka Aula Agung dan tertawa mengejek. Belum sempat Yoongi berkata-kata, satu peluru melesat menembus jantungnya, dan menghentikan nafasnya seketika.
Melihat Yoongi yang tak bernyawa, Permaisuri Agung tertawa terbahak-bahak dan merasa rencananya menguasai kerajaan akan berhasil. Segera diperintahkannya pengawal kerajaan mengurus mayat Yoongi dan membuatnya seolah terbunuh karena pasukan pemberontak.
Tinggal dua langkah lagi, hitung permaisuri agung, memastikan Park Seojon terbunuh serta Raja dan Ratu tak kan kembali ke kerajaan, Tahta kerajaan akan menjadi miliknya. Sayangnya, perhitungannya meleset. Park Seojon yang sudah mencurigai pengawal yang membawa berita palsu itu berpura pura mengikuti arah pengawal tersebut, setelah diam-diam memerintahkan utusannya mengecek ulang posisi Yoongi dan Taehyung serta meminta seorang lagi untuk memeriksa tempat Yoongi disergap. Mata-matanya membawa informasi bahwa memang benar banyak pasukan pemberontak, tapi tak ada tanda-tanda keberadaan Yoongi yang membuatnya menyadari dia dijebak. Sengaja memperlambat kondisi dan berpura-pura sakit perut, Seojon membunuh utusan palsu itu dan bersiap kembali ke istana.
Di jalan dia bertemu Taehyung dan pasukannya yang mengatakan Yoongi telah lebih dahulu bergerak menuju istana. Seojon dan Taehyung bertukar informasi dan mulai mempertimbangkan beragam kemungkinan. Akhirnya diputuskan keselamatan Raja dan Ratu yang utama, sehingga Seojon memutuskan untuk menyusul Raja dengan membawa tambahan pasukan, sementara Taehyung dan Sungwoon dengan sebagian pasukan akan menangkap pemberontak yang akan menjebak Seojon.
Tehyung dan Sungwon berhasil meringkus penjebak Seojon dan mendapatkan informasi jika Permaisuri Agung akan menjebak Yoongi dan Jimin di istana, gundah dengan kabar itu mereka bergegas menuju istana tapi berhasil dihadang oleh Namjoon yang bersembunyi di dekat gerbang.
Namjoon menceritakan tentang kematian Jimin dan kemungkinan Yoongi yang tak selamat. Ketika Namjoon bertemu Taehyung, hari itu merupakan hari ketiga kematian Jimin, dan pintu gerbang istana masih belum terbuka. Dan berdasarkan informasi dari pedagang yang memasok bahan makanan di istana, dia mengatakan bahwa istana memesan beberapa bahan panganan yang mengandung racun dalam jumlah cukup banyak. Dugaan Namjoon, seluruh dayang atau kasim yang setia pada raja akan dihabisi. Dia meminta Taehyung, serta Sungwoon untuk ke rumah peristirahatan dan mengirimkan mata-mata untuk mengabarkan semua ini pada Seojon serta menyusun rencana untuk menyusup ke istana dan membalik keadaan.
Ibu Jimin yang berduka, memantapkan hati merawat cucunya, dan memberikan pengetahuan serta informasi yang diketahuinya dari Seojon maupun dari seluk beluk istana. Bersama Namjon, Taehyung, Go Eun dan Sungwon, dia berjanji akan membalas kematian Jimin serta memastikan Tahta kerajaan berada di tangan yang tepat.
Beruntungnya Seojon tidak mengalami kendala yang berarti saat bertemu Raja dan Ratu. Saat hendak melanjutkan kunjungan, utusan Taehyung datang dan mengabarkan berita duka mengenai hal hal yang terjadi di istana. Raja, Ratu dan Park Seojon terpukul mendengar kabar itu, tapi ketiganya bertekad agar istana tak jatuh ke tangan yang salah. Mengetahui istrinya selamat pun dengan cucunya hal ini sedikit melegakannya, Rombongan Raja dan Ratu pun kembali ke kerajaan dengan menyamar sebagai rombongan pedagang. Seluruh atribut kerajaan dibawa dan dipakaikan pada beberapa pengawal yang menjadi Raja dan Ratu serta membuat seolah olah mereka sedang memperpanjang kunjungan kenegarannya.
Singkat cerita, Raja, Ratu, Seojon bisa berkumpul kembali dengan nyonya Park, Namjoon, Taehyung serta Sungwon. Rencana mengambil alih kembali istana sukses, mereka bisa menyelamatkan kasim dan selir yang setia dari upaya peracunan dengan memberikan obat penawar secara diam-diam dan berbalik meracuni air minum Permaisuri Agung dan antek-anteknya.
Saat Permaisuri dan kawanannya melemah, Seojon beserta pasukan militer menyerang istana dan melumpuhkan prajurit-prajurit berbaju hitam tersebut. Raja kembali naik tahta, memerintahkan seluruh penghianat dihukum mati tanpa terkecuali. Pangeran Woozi diasingkan, sedangkan putra Jimin dan Yoongi diangkat menjadi putera mahkota.
Jimin dan Yoongi pun diberikan penghormatan dan pemakaman yang layak, tanpa membuka rahasia bahwa Jimin adalah omega laki-laki pertama di kerajaan tersebut.
“Luna yang mempertemukan kalian, luna pula yang meminta kalian pulang lebih cepat daripada kami semua. Kami akan menjaga Jeongguk dari sini, sementara kalian dan Luna, jaga jeongguk dari atas sana hmmm”
“Kami memang sedih tapi kami lebih lebih merindukan kalian.”
“Istirahatlah dengan tenang, tak ada lagi yang akan mengusikmu dan membuatmu menyembunyikan identitasmu putraku... Omegaku... “
Lirih Park Seojon sambil memandang ke atas langit, ke arah rembulan yang tampak lebih besar daripada biasanya dan bewarna kemerahan.
“Sampai jumpa Ji.. Yoongi... Sampai Luna mengijinkan kita berkumpul kembali”
“Sampai jumpa”