Kali Keempat
Energy Transfer
TW: -bxb -yoonmin
-Cerita super pendek berdasarkan Adegan Energi Transfer antara Yukito dan Touya di komik CardCaptor Sakura By CLAMP. -Jimin as Yue/ Yukito -Yoongi as Touya -Jungkook as Sakura -Friends to Lover – Fluff ones – #Reinkarnasi
Notes : Maafkan kalau ada kesalahan penulisan.
Pada cerita ini Jimin adalah makhluk gaib buatan penyihir antar dimensi yang menjaga kartu berkekuatan magis. Kartu-kartu ini tak sengaja dilepaskan oleh Jungkook yang masih berusia Sekolah Dasar kelas 6. Dengan bantuan Kero dan Jimin, Jungkook mengumpulkan kartu-kartu ini dan merahasiakan kondisi ini pada ayahnya dan kakaknya Min Yoongi.
Tapi satu yang tidak diketahui Jungkook, bahwa kakaknya mempunyai kemampuan mengetahui apa yang akan terjadi, melihat hal yang tak terlihat termasuk di dalamnya sosok asli Jimin yang merupakan sahabatnya di SMA
” Jimiin “, terdengar bunyi debuman keras di bawah ring basket. Beberapa siswa yang sedang mengadakan pertandingan basket terhenti dan mengitari asal suara itu.
Jangan menghilang... kumohon jangan menghilang.... batin Yoongi kala mendengar teman perempuannya menyerukan nama Jimin.
Dan di sana, dia melihat Jimin tergeletak di lantai lapangan basket, dengan wajah pucat. Terlihat ketua kelas, Junho, berusaha membangunkan Jimin dengan menepuk pipinya pelan dan memanggil-manggil namanya.
Aku mendekat, mengambil alih posisi Junho dan mencoba membangunkan Jimin.
“Jimin.. Jiminnie... Minnie...”, aku berbisik, dan menepuk pipinya pelan. Masih tak ada respon, kuputuskan untuk mengendongnya dan memindahkannya ke Ruang Kesehatan sesegara mungkin. Teman-teman yang lain membuka jalan, dan membiarkanku lewat.
Sayangnya tak ada seorangpun di ruang kesehatan, ruang kesehatan terlihat kosong. Kuletakkan Jimin di salah satu tempat tidur yang kosong.
“Jiminnie bangun... kumohon bangunlaah...”
“Kamu tahu, kalau dia tak mau berikan saja padaku”, seru sebuah suara yang tiba-tiba hadir di ruang dengarku. Kutolehkan mencari sumber suara itu dan kutemukan Rubi bersandar di jendela Ruang Kesehatan yang terbuka.
“Apa maumu Ruby?”, kataku merendahkan suaraku dan menghampirinya
“Kamu”, jawabnya ringkas.
“Aku tak tertarik padamu, meski kutahu kalian serupa”
“Masa? Yakin? Karena aku lebih bisa memuaskanmu sayang”, jemarinya yang panjang menyentuh daguku, dan menarik wajahku mendekat ke wajahnya. Hidung kami nyaris bersentuhan. Kaget dengan gerakannya yang berani, aku mundur. Sungguh, aku benci mereka yang menginvasi ruang personalku secara tiba-tiba.
“Lepas.”, sergahku
“Aku punya hak penuh atas diriku. Menyerahkannya pada pilihanku. Pergilah Ruby. AKu tak mau melihatmu dekatku atau Jimin. Pergi!!!”, Kututup jendela yang terbuka itu dengan agak kasar membuat Ruby nyaris terantuk jendela karena tindakanku.
Tapi sungguh, aku tak peduli. Bagiku yang terpenting sekarang adalah Jimin. Kututup semua tirai, dan beranjak kembali ke tempat Jimin berbaring. Melihat Jimin dalam kondisi seperti ini membuat perasaanku tak nyaman. Terasa ada sesuatu yang meremas perutku kuat. Kuamati wajahnya yang memucat dan bibirnya yang membiru.
Tidak... Jangan... Kumohon...
Takbisa ku kehilanganmu lagi....
“Jimin.. Jiminnie...”, panggilku lagi lirih
“Mungkin ini sudah saatnya..”, Kutarik nafas panjang, kudekatkan wajahku ke wajahnya dan kuelus perlahan pipinya dan kubisikkan
“Aku tahu siapa dirimu.. Tunjukkan sosokmu yang sesungguhnya”
Sesaat setelah kubisikkan hal tersebut, tubuh Jimin melayang di udara. Beberapa kelopak bunga menyelimuti tubuhnya, dan kemudian kulihat dia.
Berdiri di depanku, dengan auro dominan yang cukup aneh, Rambut merah jambu, sorot mata sayu dan bibir merah muda yang penuh, dan dengan suara beratnya dia memanggilku
“Tuan...”
“Jadi ini sosok aslimu Hum.... Sebutkan namamu”
“Namaku Yue, Tuan.. Aku bersedia melayani.... UGH...”, belum sempat menyelesaikan ucapannya, Yue terjatuh ke depan. Dengan sigap kutangkap tubuhnya yang memiliki postur yang serupa dengan Jimin.
“Kamu...”, Kupapah Yue dan kuarahkan dia untuk duduk di tepian ranjang, dan kududuk di sebelahnya, dengan tetap memposisikan tanganku di punggungnya. Menahannya agar tetap tegak.
“Ung... Tuan... Tuan mengenali saya..?”, tanyanya setengah berbisik
” Ya.. AKu mengenalmu Yue. Sejak pertama kali aku bertemu Jimin..”
“Ba.. bagaimana bisa?? Jimin sendiri saja tidak menyadari keberadaanku”
“Aku merasakan keberadaanmu, energimu. Jimin selalu mengatakan dia tinggal bersama kakek neneknya, tapi tak pernah sekalipun aku bertemu keduanya.Dia juga sangat berbeda”, kutahan senyumku. Hal yang spontan kulakukan setiap kali mengingat Jimin atau membicarakannya.
“Dia makan sangat banyak.. Lebih dari lima porsi dalam sekali santap. Jumlah yang cukup untuk memberi makan tiga orang. Eh..”
“Dia juga mahir semuanya, sebut saja, memasak, membersihkan rumah, olahraga, pelajaran. Semua bisa dia lakukan. Bahkan beberapa keahlian tak biasa dikuasainya. Dia ... Sangat kuat dan terlihat rapuh secara bersamaan.”
“Dia juga sangat baik dalam kegiatan yang membutuhkan ketangkasan dan kekuatan fisik. Oh dan jangan lupakan kemampuan photograpic memorynya . Melihatnya sungguh seperti melihat Mutan”
“Dan yang terpenting, aku merasakan akan energimu. Kehadiranmu, seperti ada dua Jimin yang terperangkap dalam satu tubuh. Tapi akhir-akhir ini aku jarang merasakan energimu.”
“Dan sebelum aku berhasil mengajaknya mengobrol akan kondisinya, Jimin...”
“Yue.. katakan padaku. Kenapa energimu berkurang nyaris hilang malah. Kenapa aku mendapat firasat kalian berdua akan menghilang? Dan yang terpenting, kenapa kalian tak pernah menceritakan kondisimu atau kondisi Jimin? Kenapa?”
“Aku sangat peduli terhadap Jimin, dan aku tidak mau kehilangannya. Setidaknya, tidak dengan cara seperti ini”
“Tuan... Sebenarnya... Aku berulangkali mencoba berkomunikasi denganmu. Jimin... Jimin... Dia menemukan keberadaanku belum lama ini, dia akhirnya menyadari bahwa wujud manusia kami hanya sementara, dan kami membutuhkan banyak energi untuk membuat kami berdua tetap ada. Jimin sebagai manusia, dan aku, Yue sebagai makhluk mistis”.
“Kami berdua diciptakan oleh Penyihir terkuat di galaksi ini yang bernama Kim Seokjin. DIa membuat kami untuk melindungi peninggalan sihirnya. Sebelum dia meninggal, dia membuat sosokku dan memasukkanku dalam tubuh Jimin. Semnetara Jimin akan hidup dan menjadi manusia dan melupakan keberadaanku sampai kami menemukan master yang baru”
“Jimin akan mengingatku, Yue, jika master yang baru telah terpilih. Seseorang yang berasal dari garis keturunan Seokjin dan mewarisi kekuatannya. Master tersebut telah terpilih, dan beginilah,,, kami terbangun..”
“Pada awalnya Jimin tidak menyadari keberadaanku, tetapi kala aku mengambil alih dan mencoba berbicara dengannya mengingatkan kembali tujuan kami diciptakan, serta tentang kesejatian kami. MAster baru yang mewarisi peninggalan Seokjin. Dia membutuhkan kami berdua, untuk mendampinginya mengelola warisan Seokjin”
“Hidup sendiri dalam jangka waktu yang lama tidak menguras energi kami, tapi dengan aku yang terbangun, Jimin membutuhkan sangat banyak energi untuk membuat kami ada dan tinggal di dunia ini.”
“Itulah mengapa, aku meyakinkan Jimin untuk berbicara denganmu, untuk membujukmu memberikan energi pada kamu. Tetapi Jimin menolak ideku. DIa tak mau menyakitimu.Lebih baik kami berdua yang menghilang daripada membuatmu kehilangan kemampuanmu. Kamu juga merupakan keturunan Seokjin, kekuatannya sebagian mengalir dalam tubuhmu.”
“Begitu...”
“Hm... Yue, jadi pada dasarnya kalian membutuhkanku untuk tetap hidup begitu?”
“Hanya energimu Yoongi dan kekuatanmu. Yang kami perlukan hanya itu. Kamu bisa memberikannya pada kami energi itu, kamu akan tetap hidup, tak kan banyak mempengaruhimu, hanya saja... Kau akan kehilangan kemamuanmu..”
“Hmmmm masuk akal.. Lalu apa yang terjadi jika aku tak segera memberikan energiku?”
“Well, kami... akan lenyap”
“Adakah pihak lain yang bisa memberikanmu energi selain aku?”
“Sejauh yang kutahu, hanya dirimu yang bisa memberikan kami energi, karena kami ciptaan Seokjin. Dibuat oleh energi dan sihirnya”
“Baiklah kalau begitu...” kataku menepuk tanganku
“Baiklah.. apa?”, tanya Yue keheranan.
“Aku akan memberikanmu energiku. Tak masalah”
“Aku akan sangat senang menerimanya Tuan, tapi kurasa Jimin akan bersikeras menolaknya, karena ini berasal darimu, seseorang yang dianggapnya sangat penting lebih dari dirinya sendiri”
“Yue...Aku akan jauh lebih marah jika kalian menolaknya. Aku akan melakukan apapun agar Jimin selamat. Apapun. Karena aku... aku...” Tak bisa kuselesaikan kata-kataku, membayangkan hidup tanpa Jimin membuat hatiku terasa sakit.
“Begitu pula dengan Jimin, Tuan... Dia...”
“Yue”, potongku cepat.
“Berjanjilah padaku. Jangan pernah kaubiarkan Jimin menghilang. Kau akan melindungi Kookie dan juga pastikan dirimu serta Jimin selalu berada di sisiku”
“Tuan.. apakah ini syarat pemberian energi pada kami?”
” Ya, itu syarat yang kutetapkan. Aku tahu, aku akan kehilangan kemampuanku untuk merasakan firasat bahaya, tapi aku memilikimu. Aku harus menjauhkan Jungkookie dari bahaya. AKu tahu, kau dan Jungkook melakukan sesuatu di belakangku bersama bocah harimau itu”
“Tuan, tanpa diminta aku akan selalu melindungi Tuan Kookie. Tapi... Tapi jika kau memberikan energimu dna kehilangan kemampuanmu. Kau tak kan bisa melihat ibumu lagi tuan...”
“Its okay Yue. Aku sudah melihatnya seumur hidupku, dan aku tahu dia bahagia dan selalu berada di sektar kami. Dia juga sudah kuberitahu bahwa hal ini akan terjadi, bahwa kemungkinan aku tak bisa berkomunikasi dengan arwahnya lagi. Katanya tak apa, ini gilaran Jungkookie untuk menemaninya mengobrol.”
“Baiklah kalau begitu. Saya menerima energi dan menyanggupi semua persyaratan yang Tuan berikan”
“Berjanjilah satu hal”
“Ya tuan”
“Apapun yang terjadi jangan biarkan Jimin menghilang, Janji?”, kuangsurkan jari kelingku ke hadapan Yue yangs egera disambutnya dengan kelingkingnya yang mungil.
“Saya berjanji Tuan”
“Baiklah, ayo kita lakukan”
Kubantu dia berdiri dengan mengenggam kedua tangannya, berhadapan. Sejujurnya aku tak tahuu bagaimana caranya mentransfer energiku pada Yue dan Jimin. Aku hanya berdiri di hadapan Yue mengeratkan genggamanku pada tangannya.
“Saya, Yue, penjaga kekuatan bulan, berjanji akan melindungi Min Jungkook dan tidak akan membiarkan saya dan Jimin menghilang, serta akan memastikan kami akan selalu berada di sisi Tuan selama yang Tuan inginkan”
“Saya, Min Yoongi, memberikan energi serta kekuatan saya pada Yue dan Jimin untuk membuat mereka tinggal, hidup selamanya denganku dan melindungi Min Jungkook”
“Dengan ini kuterima energi darimu Tuan”
Tiba-tiba pola aneh muncul di lantai tempat kami berdiri. Kami berdua dihujani oleh kelopak bunga, Yue mendekan dan kemudian mencium bibirku pelan. Spontan, kututup mataku dan kurasakan sesuatu keluar dari tubuhku dan masuk dalam tubuh Yue.
Tak bisa kurasakan kakiku, aku merasa begitu lemah dan pusing, dunia serasa berputar. Tapi Yue masih menciumku, memperdalam ciuman kami dan membuatku mengimbanginya, membuka mulutku agar dia lebih leluasa.
Yue yang pertama melepaskan ciuman kami dan menakup wajahku serta mengelus pipiku pelan. Kubuka mataku, kulihat Yue sudah menghilang dan hanya Park Jimin yang berdiri di hadapanku. Jiminku, yang kutahu sejak tiga tahun yang lalu.
Jimin masih belum melepaskan kedua tangannya di wajahku, pelan dia berbisik.
“Terimakasih Yoongi, aku mencintaimu.. Kau tahu?”
Tersenyum lemah kudengar diriku mejawab pertanyaannya sebelum semuanya berubah menjadi hitam.
“Aku tahu Jimin.. aku mencintaimu juga..”
Hanya itu yang kuingat tentang peristiwa itu. Namun sejak saat itu Jimin benar benar menepati janjinya. DIa tak pernh meninggalkan sisiku, yah kecuali jika Jungkookie memintanya membantu mengumpulkan kartu kartu magis peninggalan Seokjin. Selebihnya dia selalu kembali padaku, dan menemaniku.
Seperti kali ini kala kulihat Jimin duduk di depan tivi dan tertawa melihat aneka video kucing.
“Jiminnie...”
“Ya....”
“Aku mencintaimu, kau tahu itu kan?”
Diam tak menjawab dia hanya menunjukkan senyum bulan sabitnya dan kemudian memelukku erat dan mengusal di leherku yang duduk di sebelahnya.
“Aku tahu, aku mencintaimu..”
Dan buatku, itu sudah cukup