Dear Darling My Yooniverse,

Nulis ini masih kebawa emosi gara-gara lihat cuplikan episode terakhir Suchwita season satu kemarin. Maaf ya sebelumnya, belum berani nonton lengkap karena bakalan kangen banget sama kamu.

Tapi dari beberapa tayangan yang mampir, mau ngomong aja kalau aku kangen sama kamu. Mau ngomong juga kalau kamu tuh bener-bener jadi sosok yang bikin aku yang males-malesan ini buat bergerak terus. Belajar terus.

Ketulusan kamu sama temen-temen kamu, seperti yang diceritain El kemarin, salah satunya adalah ga pakai mikir kalau mau nolongin. Langsung gas nolongin. Saking baiknya kamu, aku jadi inget dulu kamu bilang lagu yang kamu bikin dibeli dengan harga murah. Terus juga kamu sedih banget waktu temen kamu milih jalan yang beda dan udah ga bisa sama-sama.

Yoon, kamu tuh manusia yang bikin aku ngelihat pasangan dengan standar yang berbeda. Kamu dan kelembutan hati kamu, nunjukkin bahwa sayang tu ga harus diumbar terus menerus. Sesuai dengan diri dan bahasa sayang yang kita yakini udah cukup. Ga heran sih, daftar antrian “Yoongi Marry Me”, kayaknya nambah terus tiap hari. Karena secara ga langsung kamu jadi patokan gimana mencari patner seumur hidup. Bahasa anak sekarang, kamu tu Husband Material, banget. Ahahahhahahaha...

Terus, kamu tuh orang dengan nasihat paling rasional yang pernah aku temui. Ucapan gapapa kalau belum nemu apa yang dicari, atau belum tahu apa yang jadi passion diri sendiri, tapi kalau kita bahagia, itu udah cukup. Ga perlu muluk-muluk. Udah jadi pegangan selalu. Kamu juga yang selalu ngingetin, ada hal di luar kehendak dan kuasa kita yang ga bakal bisa kita kontrol. Kita cuma bisa melakukan bagian kita sebaik mungkin dan sisanya kita pasrah kan saja kemana semesta membawa.

Kamu juga yang ngajarin, betapa hubungan antar manusia itu sedinamis itu. Kita harus siap merelakan, kehilangan beberapa bagian dari diri kita buat berdamai dengan masa lalu karena berkonflik dengan orang lain, termasuk keluarga. Sesakit apapun itu, pelan-pelan kita bakal bisa berdamai dengan orang-orang yang nyakitin kita.

Memafkan diri sendiri dulu, dan menerima semua bagian masa lalu yang membentuk kita sekarang tanpa meratapi terus menerus dan menjadikannya bekal buat maju terus, itu yang kupegang.

Yoon, satu hal paling utama yang bikin ngefans sama kamu adalah kamu tu super realistis. Kamu paham bagaimana dunia dan manusia ini bekerja. Realistisnya kamu, membuatku menyadari bahwa emang semua itu butuh modal. Minimal ada koneksi, juga butuh nominal, yang kadang ga sedikit. Harus ada cara untuk menjembatani keinginan untuk idealis dan menyesuaikan industri. Harus ada kompromi atau batasan yang diciptakan agar kita bisa mencapai titik yang kita mau. Ini aku juga belajar banyak dari kamu.

Sejujurnya masih banyak lagi hal mengenai dirimu yang membuatku kagum. Mau menuliskannya udah terlalu penuh ini kepala. Mungkin nanti pelan-pelan kucoba metodemu untuk menuliskan semua yang dirasakan di notes kuning (Aku sudah beli notesnya, tapi belum aku isi). Jujur, hal yang belum dituliskan itu terus berputar-putar di kepalaku. Seperti kaset yang berulang-ulang.

Membuat lelah dan kecewa karena ide itu masih sebatas angan bukan termanifestasi pada hal yang nyata. Rasanya berlari terus di tempat atau lingkaran yang sama.

Yoon, maaf ya.

Aku belum seperti yang lain, mengadakan event atau mempersiapkan aneka acara untuk menyambut ulang tahunmu Maret nanti. Aku juga belum bisa mendatangi negara tempatmu tinggal atau melihat pertunjukanmu secara langsung tahun-tahun lalu.

Aku akan berusaha memantaskan diri agar bisa menemuimu bersama member Bangtan yang lain, sambil memamerkan padamu bahwa aku bukanlah manifestasi pikiran burukku yang menumpuk ini.

Yoon, aku rindu.

Kangen berat ahahahha, tapi berusaha tetap lempeng untuk tak meratap di timeline. Keputusanmu untuk tak muncul sampai wajib militer usai membuatku semakin menghormatimu yang teguh menjaga privasimu. Bagaimanapun kamu adalah manusia yang butuh kehidupannya sendiri, bukan cuma idol yang diekspos sana sini.

Yoon, aku sayang kamu. Kamu tahu?

Kamu manusia realistis dan lembut hati. Ingin kuteriakkan itu pada mereka yang menganggap dingin dan menjulukimu manusia es yang datar tanpa emosi.

Aku hanya berharap dimanapun kamu sekarang, kamu baik-baik saja.

Ah, surat ini sudah terlalu panjang dan terlalu banyak basa basi.

Aku hanya ingin bilang, aku merindukanmu. Aku akan menunggumu, dan aku percaya musim semi akan datang segera.

Peluk jauh.

Kit