CAT SHELTER LOST AND FOUND

Matinya Agust D


Yoonmin Au, meminjam nama Min Yoongi dan Park Jimin sebagai karakter utama, tidak ada kaitannya dengan pemilik nama asli. One shoot Tidak ada karakter kucing tersakiti dalam tulisan ini. Slice of Life Harsh words Mature Content Implisit Seks and Kissing Scenes Based on @shadowyoonie beautiful art of #Diki Au


Rasanya baru kemarin, dia dipanggil Agust D oleh banyak orang, dielu-elukan, ditepuk punggungnya penuh kebanggan, diberi beragam macam hal dan didekati oleh pria ataupun perempuan yang hanya dengan berbasa basi busuk dan keinginan untuk dijamah atau dimanjakan di atas ranjang.

Puluhan bibir sudah dia lumat, hisap, dan jelajahi. Puluhan bibir pula sudah merasakan nikmat kejantannya yang yah, bisa dibilang ukurannya di atas rata-rata, sesuatu yang dia banggakan. Tak terhitung pula berapa berapa vagina atau anal yang merasakan kenikmatan jari-jarinya yang kurus dan panjang. Bahkan beberapa diantaranya benar-benar hanya datang untuk dipuaskan di bawah sana, untuk jarinya.

Tapi tidak untuk badannya, bisa dibilang Agust D sangat pemilih, hanya yang terpilih yang bisa memuaskannya di ranjang, atau dipuaskan oleh Agust D di ranjang. Hal inilah yang semakin banyak membuat pria dan wanita mendekat padanya. Testimoni yang telah dipuaskannya, juga menjadi salah satu faktor. Agust D tak akan mengajak orang yang sama untuk berhubungan badan, baginya seks adalah kebutuhan biologis semata. Memuaskan hasrat primata dalam dirinya.

Sungguh dia sangat menikmati momen mereka merintih, memekik, atau memohon untuk dipuaskan. Agust D tak mau repot dengan pernyataan cinta, baginya suka dan cinta adalah konsep yang sangat tak masuk di akalnya. Baginya manusia berhubungan dengan manusia yang lain hanya karena kebutuhan. Sudah selesai ya sudah. Nyatanya dia tak sadar kalau prinsipnya ini yang juga memakannya.

Setenar itulah dia, Agust D, si penguasa jalanan. Pembalap yang tak pernah kalah, dan Penjudi yang selalu memenangkan sepuluh kali lipat uang taruhannya. Beberapa dari mereka menjulukinya Minstradamus karena kepiawaiannya memprediksi tim mana yang akan menang, kala dia tak bertanding atau bisa dengan mudah menebak kendaraan apa yang akan dipakai lawannya, spesifikasinya, maupun trik kejutan yang akan mereka gunakan.

“Siap Broo?”, tanya Kim Woseok padanya

“Selalu siap Bro”, kata Agust D dia atas motor kesayangannya Gloss.

“Gue tunggu di garis finish, gue yakin bakalan gampang sih malam ini anak baru juga”

“Hmm..”

“Kita partyy abis itu, temen-temen si Aera udah nungguin lu broo...”, Woseok mengarahkan pandangannya pada sekumpulan gadis berpakaian minim di pinggir jalan yang mereka gunakan sebagai lintasan balap malam ini.

AgusT D hanya diam, beberapa dari gadis itu dikenalinya sebagai patner tetap make outnya di bar langganan ketika merayakan kemenangan.

“BERSIAAAAAAAAAAAPPPP”, sebuah suara dari megaphone menyadarkan Agust D, Wuseok hanya melambai dan mengacungkan jempolnya, serta menepuk punggungnya pelan.

Bersiap.

Agust menempati posisinya di lintasan, diliriknya beberapa wajah baru, yang hadir malam ini. Satu yang menarik perhatiannya, penunggang motor Hitam dengan higlight pink, yang memakai chelsea boot, celana kulit ketat yang membalut kakinya, serta jaket pink hitam yang membungkus badannya.

Nice Booty, begitu dia dalam hati memperhatikan penampilan fisik anak baru itu, samar-samar diingatnya ada pembalap baru yang nyaris bisa menyamai rekor kemenangannya. Mereka menyebutnya Kitty, nama yang cukup feminim di antara arena balap yang penuh dengan laki laki yang pamer dan berlomba dominasi.

Sigh, mungkin hanya nama dan badannya saja yang cantik.

'MULAAAIIIIIIIII”

dan bersamaan dengan bendera dikibarkan, beberapa motor melaju dengan kecepatan tinggi bagi Agust inilah momentnya. Menunjukkan siapa raja yang sesungguhnya di antara mereka.

“Menang lagi Broooo..... Agust D memang Kaepjaaaanggg! WOHOOOOOOOOO”,

Woseok segera mendekat menyambutnya di garis akhir lintasan bersama Aera yang langsung bergelanyut manja pada lengannya, dan membuka helmnya tak sabar untuk berciuman. Di saat yang bersamaan sebuah motor mendekat dan membunyikan klaksonnya

“Nice game... See You next Time Agust D”

“You too Kitty... Nice match...”

“Kuakui skill lu memang bener bagus, dan gue terlalu meremehkan jalur kali ini. Next match gue bakal lebih bagus dari ini”

“I know.. kemampuan lu di kelokan tadi cukup impresif, baru kali ini ada yang bisa mengekor gue dari awal sampai akhir”

“Well, im just lucky, i guess.”

“Sampai jumpa di match selanjutnya”, serunya sambil mengulurkan tangan yang dibalas oleh Agust D. Saat menjabat tangannya diamatinya lamat-lamat muka Kitty dari bagian helmnya yang terbuka. Matanya sungguh indah, dan saat tersenyum membentuk lengkungan bulan sabit yang indah. Dan suaranya,, begitu mengalun..merdu dan menenangkan. Sesaat Agust D begitu tersihir pada sosok di depannya, yang terlihat begitu kontras.

Kuat tapi lembut, Auranya tenang tapi tetap menghanyutkan. Matanya sayu tapi juga menunjukkan kekuatan dan keteguhan. Tangannya munggil tapi gengamannya tersa kuat dan mantap. Dan sungguh ini membuatnya penasaran.

“Next tanding lagi, gue mau minta sesuatu sama lu”

“Hmm... apa?”

“Nama... nama asli lu Kitty dan gue mau lihat wajah lu tanpa helm ini.”

“Gue dapet apa?”

“Apapun yang lu minta?”

“Apapun?”

“Apapun Kitty”

“Deal”

“Deal”

Entah setan apa yang merasukinya, tak pernah Agust D seberani ini. Bahkan Woseok dan Aera yang ada di dekatnya melotot tak percaya mendengar apa yang Agust D pertaruhkan, hanya untuk sebuah nama dan wajah.

Dan malam bergulir seperti biasa tapi tidak untuk Agust D yang pikirannya terpaku pada sosok mungil bernama Kitty itu.

“Menarik..”, serunya sambil menenggak gelas vodkanya.

Dan sejak malam itu, Agust D selalu menantikan kehadirin Kitty di arena setiap kali dia bertanding atau hanya melihat orang lain bertanding. Sudah tiga kali mereka berselisih jalan, kala dia bertanding Kitty tak ikut. Dan kala dia tak ikut, Kitty selalu berpartisipasi dan memenangkan semua pertandingannya. Bertambahlah rasa pensaran dalam diri Agust D, ditambah usai pertandingan Kitty selalu menghilang, tak ikut berpesta di bar atau bercengkrama layaknya pembalap lainnya.

“Bro, kali ini Tim Yoonshik nantang lu di lintasan di gunung itu Bro”

“Masih belum kapok mereka?”

“Belum bro, bahkan denger-denger taruhannya gedhe kali ini. Ambil gak?”

“Kitty?”

“Belum ada tanda-tanda ikutan, cuma krunya Hyunmin sama Jisub juga ikutan sih”

“Hmmm mencurigakan.. Mereka semua kan yang udah pernah gue kalahin?”

“Iya sih emang, tapi kali ini promotornya Tuan Hansol bro. Dia kan pro banget sama elu, kalau ada yang bau amis pasti dah diberesin sama dia”

“Hmmmm... gue ga ikutan lah”

“Heh, Bro ayolah.. ikut. Ini ajang ngerebutin gelar King tahun ini. Masa lu yang yang king bertahan ga ikutan. Ntar lu dikata cupu bro. Ayolah bro... Lintasan Gunung itu kan lu apal banget bro. kecil buat lu. sabi lah habisin mereka. Toh lu juga apal mereka mainnya gimana”

“Hmm..”

“Ya.. ya.. ikut lah ya...”

“Ck .. oke deh, tapi gue minta area bener bener disterilin, gila aja terakhir main di sana taunya ada mobil tukang tahu, sama truk antar barang”

“Beres..”

Waktu yang ditentukanpun tiba, sepertinya tuan Hansol benar-benar mempromosikan acara balapan ini dengan maksimal. Bahkan kabarnya dia mempersiapkan drone untuk merekam langsung pertandingan dan menyiarkannya secara berbayar di banana tivi. Penontonnya cukup fantastis, beberapa menjagokan Agust D hingga nilai taruhan kali ini meningkat 3 kali lipat dari biasanya. Benar benar ajang pertaruhan pembalap kota ini. Sayangnya Kitty tak ikut turun di pertandingan kali ini. Selintas Agust D melihat Kitty dan motornya tak jauh dari arena, bergabung dengan penonton lainnya.

MULAAAAAAAAAAAAIII

Dan balapun dimulai, suara tarikan gas, deru angin dini hari, dan sorakan penonton terdengar jelas mereka bahkan menunggu di beberapa titik untuk melihat secara langsung. Berada di start kelima, sedikit menguntungkan Agust D, dia bisa melihat dan membaca gerakan lawan-lawannya. Tak ada yang berubah, masih tetap sama.

Cih ...

Gampang sekali...

Ditariknya gas lebih kencang..

Satu..

dua...

Tiga...

Empat...

dan Lima pebalap dilewatinya satu persatu, dirinya kini berada di depan. Memimpin barisan motor berkecepatan tinggi itu untukmencapai garis akhir yang berada di akhir bukit. Lima kelokan terakhir, dan pertandingan akan selesai dan dia akan menjadi pemenangnya..

Di spion terlihat Yoonshik yang berada di urutan kedua mengekorinya dengan tenang. Aneh... ada yang aneh...

Di tikungan terakhir, Agust D bersiap membelok, tapi yang dilihatnya Yoonshik dan seluruh pembalap lainnya mengambil jalan lurus.

Sial.. Sialan,,, dia ditipu. Rute yang ditunjukkan tadi jelas jelas berbelok..

Kenapa?

Belum habis keheranannya dari arah berlawan datanglah truk besar yang melaju dengan kecepatan sedang.

SIALLL SIALLL SIALLLLL

Agust D terjepit, dia berada di tikungan, tak memungkinkan untuk mengurangi kecepatan saat ini, satu satunya jalan adalah menyelinap di sisi kiri berhimpitan dengan dinding gunung berharap di belakang truk itu tak ada kendaraan lain yang berkecepatan sama.

SEKARANG

Beberapa meter sebelum truk itu mendekat, Agust mempercepat laju motornya dan mengambil jalur kiri, tapi perhitungannya meleset, sopit truk itu terlihat malah menambah kecepatannya dan dalam waktu singkat Agust D nyaris tergerus roda depan truk itu. Aksinya menepikan motornya di bagian bukit, membuatnya selamat, namun, anginyang lewat dari truk itu menghempasnya semakin kuat ke arah dinding dan membuatnya kehilangan keseimbangan. Beruntungnya tak ada kendaraan lainyang lewat, tapi karena laju motornya yang cukup tinggi membuatnya terguling dan terseret oleh beban motornya sendiri.

Lalu semuanya menggelap.

Saat terbangun, yang pertama kali dirasakannya adalah sakit kepala hebat dan bau anyir darah, samar-samar dilihatnya seseorang berusaha memindahkan motornya yang menindih tubuhnya. Jaket hitam dengan hiasan manik pink, helm hitam dan pink, celana kulit, chelsea bots, dan aroma lembut ini.

“Kitty...”, gumam Agust D.

Samar-samar dilihatnya penolongnya berhasil mengangkat motornya dan memindahkannya menjauh dari tubuhnya.

Melepas helm hitam miliknya, penolong Agust D itu berjongkok, memeriksa kesadarannya dan mengecek kondisinya.

“kitt yy... ” lirih suara Agust D.

“Bertahan.. bertahan sebentar... bantuan segera datang...”

“di.. ngin..”,

“Hei... tetaplah terjaga... Hei... Agust D....”

“Yoon... gi.... nama.. ku... Yoon... Gi...”

“Yoongi... kau harus tetap sadar.. lihat aku.. hei... lihat aku,,,”

“Kit.. ty.... can... tik....”

“Sadarlah... kau berjanji padaku untuk bertanding ulang...”

“Ma.. af... Ma... af...”, bersamaan dengan kata yang diucapkannya Agust D menutup matanya, meninggalkan Kitty yang masih sibuk menguncang badannya memintanya untuk tetap sadar.

Malam itu tak hanya tahta raja jalanannya yang dicopot paksa, semua yang memihaknya ternyata berkhianat. Prinsip Agust D tentang manusia itu berhubungan jika membutuhkan, ternyata berbalik kepadanya.

Berbulan-bulan dirawat di Rumah Sakit, tak ada seorangpun yang menjengguknya. Tidak juga Woseok, yang mengaku sebagai adik angkatnya. Hanya orang suruhan tuan Hansol yang datang menengoknya,memberi kabar bahwa semua baiaya perawatannya ditanggung oleh Tuan Hansol selaku promotor malam itu. Tak ada pembicaraan mengenai perubahan jalur ataupun kecurangan tim lain. Rupanya Tuan Hansol telah menginformasikan rute yang benar, semua bukti file rute dan lain-lain sesuai dengan jalur balap. Hanya saja yang diterima Agust D sebelum pertandingan bisa berbeda.

Mungkinkah Woseok mengkhianatinya?

Ternyata jawabannya hadir tak lama sesudahnya, Woseok mengirim surat, permohonan maaf karena mengacaukan balapannya malam itu, Dia butuh uang untuk pengobatan ibunya segera, dan Yoonshik membayarnya mahal hanya untuk mendapatkan akses ke ponselnya, menghapus email resmi tuan Hansol. Pelaku pengubah rute dan pengiriman file yang salah adalah Yoonshik dan Aera.

Aera, jalang itu

Cih..

Namun nasi telah menjadi bubur. Semua yang memujanya sudah berpaling. Hukum Jalanan, mereka yang menguasai jalanan, merekalah rajanya, yang lain? hanya alat atau budak pesuruh mereka yang di posisi atas.

Berada dalam waktu lama di rumah sakit dan nyaris kehilangan seluruh kemampuan dasarnya,lebih-lebih saat dia tahu kaki kanannya harus diamputasi sebatas paha karena hancur terkena tekanan motornya saat terjatuh dan terseret. Hal ini membuatnya menjadi pendiam dan muram.

Di rumah sakit dia lebih banyak diam dan menatap jendela, mengamati awan yang bergerak perlahan. Bukan sekali dua kali keinginan meninggalkan dunia ini menghampirinya.

Sendirian.

Orang tua tak ada, keluarga apalagi. teman tak peduli.

Jadi buat apa?

Tapi ada satu hal yang membuatnya bertahan. Kiriman kartu pos, bertanda tangan Kitty bergambar aneka ilustrasi kucing. Awalnya diacuhkannya kartu pos itu, sampai suatu ketika dilihatnya gambar ilustrasinya yang menunjukkan dua kucing sedang mengendarai motor, satu kucing hitam dan satu kucing putih. Di bawah Kucing Hitam tertulis Kitty, dan di bawah gambar kucing putih tertulis Agust D yang dicoret dan diganti dengan nama Min Yoongi.

Sejak saat itu, dia selalu menantikan kehadiran kartu pos kartu pos itu. Sampai pada yang terbaru, sehari sebelum dia diperbolehkan keluar, selembar kartu pos bergambar kucing hitam yang tertidur di padang rumput hijau, bersebelahan dengan seekor kucing putih yang kehilangan satu kakinya.

Di bawahnya tertulis,

Kutunggu, pertandingan kita. Rasanya tak adil jika aku saja yang mengetahui namamu Min Yoongi. Lekaslah pulih, dan akan kutantang kau menghabiskan Patbingsoo.

Tersenyum Yoongi mengumpulkan kartu pos itu dalam kotak bersama dengan kartu pos lainnya. Tindakannya itu dilihat oleh suster yang merawatnya.

“Aigooooo... manis sekali.. Kekasihmu itu tak pernah absen mengirimimu kartu pos ya...Aigooo lucunya”

“Tapi dia bukan....”

“SShhh sudah jangan mengelak, dia rutin mengantarkan kartu pos itu ke meja perawat dan beberapa kali mentraktir kami makan siang. Aduh anak yang baik.. Ahhh.. aku ingat, saat kau masih di ruang ICU dan tak sadar, anak itu yang datang tiap hari menjengukmu,membantu kami membersihkan badanmu..”

“Eh.. tapi dia tak pernah muncul menemuiku?”

“Ah masa.... perawat Choi yang berjaga malam, berkata semalam dia datang menengokmu, ah mungkin kau sudah tertidur.. Dia tak pernah absen menjengukmu, bahkan dia yang membuatkanmu janji dengan dokter ortopedi dan prostektik untuk mencetak kaki palsumu..”

“Huh...”

“Aduh.. aduh... padahal dia juga yang memberikanmu jeruk tiap minggu...”

“Eh...”

Kitty

Hanya dia yang bertahan saat yang lain meninggalkannya, diusapnya sekali lagi gambar kucing di kartu pos itu. Sejak malam itu, pandangannya tentang kucing tak lagi sama.