CAT SHELTER LOST AND FOUND


Yoonmin Au, meminjam nama Min Yoongi dan Park Jimin sebagai karakter utama, tidak ada kaitannya dengan pemilik nama asli.

One shoot Tidak ada karakter kucing tersakiti dalam tulisan ini. Slice of Life Harsh words Based on @shadowyoonie beautiful art of #Diki Au original Ideas


“SIAAAAL!!!!”, Park Jimin, pemuda bersurai pink itu mengumpat dengan kencang, usai mengerem mendadak karena ada seekor kucing yang tiba-tiba menghadang jalannya di tikungan ketiga, kala dia sedang balapan. Dan kucing gendut dengan tiga warna itu malah hanya menatapnya datar, seolah tak merasa bersalah, karena telah membuat Ketua Kitty Gank itu terpaksa kalah dari Kim Yong In, ketua gang sebelah yang menantangnya malam itu.

“SIAL SIAL SIAL”, umpat Jimin berulang kali, sambil memukulkan kepalan tangannya ke Rock Byson ,motor kesayanganya.

“Nyaaw”, kucing itu mengeong pelan.

“Heh kucing! Gara gara kamu aku kalah balapan tahu.”, Park Jimin yang merasa geram mengangkat tubuh kucing itu, dan memarahinya layaknya memarahi anak kecil yang ketahuan telah melakukan suatu kenakalan.

“Eh, kau jantan?”, kata Jimin menyadari jenis kelamin kucing yang diangkatnya itu.

“Harusnya kau itu jadi kucing pembawa keberuntungan tahu, tapi malam ini kau malah jadi kucing pembawa sial buatku. Huh Dasar”.

“Nyaaaw”, dan lagi lagi, kucing yang diajaknya bicara itu seolah tak peduli dan menguap malas.

“Dasar Kucing. Eh, boy, tapi kau kucing langka. Hummm tak ada tanda pengenal, apa kau kubawa saja?”

“Krrkrrrkrrr”, kucing jantan tiga warna itu hanya mengeluarkan dengkurannya pelan, meski matanya terbuka lebar dan menatap Jimin lamat-lamat.

“Ah tapi, nanti aku dituduh mencuri.. Tapi.. lumayan juga kau Boy kalau bisa kujual...Ah tapi nanti pemilikmu mencarimu.. AAAARGGGHHHHHHHH.... KENAPA AKU YANG HARUS REPOT SIIH. KAU KAN YANG MENGACAUKAN BALAPANKU, HARUSNYA KAU YANG BERTANGGUNG JAWAB. KENAPA MALAH AKU YANG HARUS MEMIKIRKAN NASIBMU. “

“Nyaaaw...”

“AH SUDAHLAH, KAU KUBAWA SAJA. SIAPA TAU MIN NYOONGI BISA MENEMUKAN PEMILIKMU”, putus Jimin, sambil memasukkan kucing itu dalam jaket yang dikenakannya.

“Diam kau ya, jangan banyak gerak”, ujarnya pada kucing jantan itu yang malah menurut dan melingkar nyaman di dalam jaket Jimin dan menyembulkan kepalanya keluar, seolah berada dalam kantong kangguru. Jimin sendiri mengeluarkan ponselnya dan menghubungi anak buahnya mengabari kondisinya dan mengatakan akan langsung pulang tak akan kembali lagi ke markas atau ke club. Alasannya ada anak hilang yang harus diantarkan pulang.

"HEH BOS KUCING, BANTU AKU!"

Park Jimin, mengangsurkan kucing jantan itu ke hadapan Min Yoongi, yang sedang duduk dan dikelilingi banyak kucing, yang seolah tak memperdulikan kehadiran Jimin dan sibuk dengan urusan masing masing.

Min Yoongi alias Agust D, yang diajak bicara malah tak melihat Jimin dan menyapa kucing jantan itu seperti temannya yang hilang. Meraihnya dan ditaruhnya di pangkuannya dan mengelus kepala kucing itu pelan.

“Hei aku yang bicara padamu, Agus Sialan”

“Ya..”, jawabnya acuh

“Kucing Jantan, calico, jenis langka, pembawa keberuntungan, sehat, telinga mata hidung tak kotor, beratnya cukup, umurnya kurang lebih 1 tahun, bulunya bersih, kukunya terpotong rapi, bau mulutnya seperti makanan kalengan mahal, ada bekas kalung di sini. Tindak tanduknya tenang di dekat orang asing.”

“Heh..”

“Kucing rumahan, diculik untuk dijual tapi si pintar ini berhasil kabur”, kata AgusD melanjutkan sambil menggarukki perut kucing gembul itu yang kini memejamkan mata dan mengeluarkan suara menggeram tanda keenakan.

“Tak ada kutu, dan sepertinya vaksinnya juga lengkap, giginya bersih”

“Kau... kau tahu? wow....”

“Ck, pengetahuan umum. Bisa karena terbiasa”

“Tapi kenapa penampilanmu malah tak mencerminkan kemampuanmu sih. Lihat tempat ini, berantakan. AIsssh”, kata Jimin sambil mulai memunguti sampah bekas ramyeon dan bir yang tercecer.

“AiiiSHHH.. KAU INI...DI DEPAN TEMPAT MAKAN KUCING BERSIH RAPI TERATUR.... KALENG MAKANANNNYA KAU JAJAR RAPI, BAHKAN JENISNYA JUGA BERAGAM, TEMPAT BUANG HAJATNYA JUGA WANGI, TAPI LIHAT DIRIMU CKCKCKKCKCK. BADANMU BAU SEPERTI TAK MANDI, SAMPAH BERSERAK, PAKAIAN KOTOR... ARRRGHHH SHIITTT!!” seru Jimin, sambil melempar kolor milik Agust D yang tak sengaja dipegang.

“Berisik.”

“CK KAU INIIII.. BETUL BETUL... AIIISHHHHHHHHH”, sambi terus mengomel, Jimin beringsut dari sofa mulai membersihkan lantai dua yang dipakai sebagai kamar Agust di ruko yang terpasang plang “CAT SHELTER LOST AND FOUND”.

Ruko tak terlalu besar itu ada di komplek pertokoan yang cukup padat, Lantai satunya adalah tempat penampungan kucing, ya rumah bagi kucing yang hilang atau terlantar. Sedangkan lantai duanya adalah tempat tinggal AgustD yang kini sedang dibersihkan Jimin dengan bersungut-sungut. Meski jabatannya kepala Gang, Jimin sangat menyukai kebersihan dan sedikit keteraturan. Hal inilah yang membuatnya sedikit mengernyit kala mengunjungi kamar Agust D untuk menitipkan si Boy, kucing belang tiga temuannya.

“Tak usah dibersihkan, toh nanti kotor lagi”

“DIAM...aku cuma tak mau badanku gatal-gatal karena duduk di sofamu yang entah apa saja sampah di dalamnya”, kata Jimin sambil mengernyit dan menyelesaikan pemilahan sampah, dan memunguti pakaian kotor yang tersebar dengan sumpit yang ditemukannya.

“Dasar kau itu. sejak pensiun keadaanmu malah tak terurus begini. Badan makin kurus, kucing-kucingmu saja yang gendut. Kau malah seperti tulang berjalan”, omel Jimin.

Yoongi yang mendengar omelan Jimin tersenyum, hatinya menghangat, sudah lama tak didengarnya suara orang lain semenjak dia berhenti total dari dunia yang sama dengan Jimin dan memilih menyepi dan merawat kucing-kucing. Mereka sepertiku, kala ditanya alasannya. Dibuang setelah tak berguna atau tak lucu lagi. Hanya Jimin, yang masih sering mengunjunginya, entah hanya untuk mengomelinya atau memakinya, tapi hanya Jimin yang terus datang ke shelternya itu dengan beragam alasan.

Senyum di wajah Yoongi tak luntur, malah semakin melebar, kala mendengar Jimin menyalakan ai dan mulai mencuci perlengkapan makannya yang kotor sambil terus mengomel. Entah kenapa suara Jimin bagai melodi merdu di telinganya, dia seakan dininabobokan.

“HEH AGUST D.. HEH... MIN YOONGI”, Jimin menggoyangkan badan Agust D ke kanan ke kiri.

“Sudah?”

“Dasar. Kutitipkan Boy padamu, besok aku datang lagi mengecek keadaanya.”

“Ya.. ya.. pergilah”

“Aish dasar kau ini. Ini sudah lewat tengah malam shelter belum kau tutup, kalau ada yang menculik mereka bagaimana?”

“Ya biarkan, kan rejekinya berarti di mereka”

“AIISH.. DASAR KAU INI....”, Park Jimin berdiri berkacak pinggang dan memijat keningnya yang berdenyut mendengarkan penjelasan Yoongi.

“AAAAAAAAAAAH TAK BISA DIBIARKAN!!! AKU TAK MAU KUCING KUCING INI MALAH MATI TAK TERURUS DI TANGANMU. Mulai besok aku akan bekerja di shelter. Akan kuhitung sendiri bayaranku.”

“Suka-sukamu sajalah”, kata Yoongi sambil terus mengelus kucing 3 warna yang kini tertidur di pangkuannya, sementara dua kucing lainnya mendekat dan tertidur di kepala dan kaki Yoongi yang lain.

“HHHHHHH AKU PULANG,KUTUTUP PINTU SHELTER”

“Ya. terima kasih”

“Kupastikan gajiku akan lebih banyak darimu!”

“Hmm...”

Park Jimin berjalan keluar, sesaat sebelum keluar dia melirik ke arah kaki Yoongi, celana bagian kanannya tampak kosong, dan kaki palsu yang biasa dipakainya tersandar di tepi tempat tidur. Helaan nafas beratnya, dan matanya yang mendadak berair memaksanya meninggalkan tempat itu lebih cepat.

Dan benar saja, keesokan paginya Jimin datang dengan membawa sekantong bubur untuk Yoongi, memakai celemek dan mulai membantu membereskan shelter. Keduanya tak banyak bicara, meski suara Jimin yang mendominasi percakapan di antara mereka, yang hanya dijawab hmm, tidak, ya, tidak tahu, terserah, oleh Yoongi. Yang pertama dilakukan Jimin adalah mengecek keuangan shelter, dan mulai membuat beberapa post pendapatan dan pengeluaran. Jabatan sebagai ketua Kitty Gang sebenarnya hanyalah kedoknya untuk menyalurkan hobinya balapan. Sedangkan pekerjaannya sehari-hari adalah freelance desain. Melihat shelter yang hidup segan mati tak mau, membuat jiwa Jimin sedikit tergugah.

Tak mau kucing-kucing itu mati mengenaskan, atau ditinggal Yoongi sakit, Jimin mulai membuat beberapa perubahan. Ruangan ditata seefesien mungkin, dibuatkannya desain untuk merebranding shelter itu. Ditambahkannya layanan adopsi dengan perhitungan penggantian biaya pakan selama di situ, layanan penginapan kucing, dan layanan pencarian kucing yang hilang (pembuatan desain, call center), dengan memanfaatkan keahlian AgustD alias Min Yoongi mengenali aneka jenis kucing ras mahal serta status kesehatan kucing, bahkan untuk anak kecil yang sering mampir di situ oleh Jimin dibuatkan pojok peluk kucing yang menjadi sangat populer.

Lambat laun shelter berubah menjadi ramai, layanan peluk kucing menjadi yang paling diminati. Terutama oleh anak anak dan lansia yang tinggal di sekitar pertokoan itu, hampir semuanya ingiin mengadopsi kucing shelter tapi peraturan tempat tinggal mereka atau kondisi kesehatan anggota keluarga yang membuat mereka mengurungkan niatnya akan hal itu. Mereka juga yang memberi tips cukup banyak usai sesi peluk kucing,membuat Yoongi dan Jimin bisa memberikan vaksinasi atau sterilisasi pada kucing yang ada. Dokter hewan setempat yang hafal dengan Yoongi dan Jimin, memberikan diskon khusus, bahkan beberapa kali proses steril diberikan secara gratis, dengan alasan dokter hewan itu melatih dokter hewan yang magang di sana.

“Jimin...”

“Hmm”, Kata Jimin yang sedang konsentrasi mendesain di laptop dengan memangku kucing tiga warna yang ditemukannya, dan kini mereka namai Totoro, dan menjadi maskot Shelter, dan benar benar menjadi keberuntungan bagi mereka.

“Jimin...”

“hmmmm...”

“Jimin....”

“HMMMMMMM....”

“Kitty...”

“ISH APAAAAAA MIN YOONGIIII.KAU MENGANGGUKU”, seru Jimin sambil memutar tubuhnya menghadap Yoongi yang berdiri di belakanganya.

“Ini, bonusmu bulan ini”, katanya sambil mengangsurkan kantong coklat bertanda M yang cukup ketara, lambang restoran cepat saji.

“apa-apaaan, bonus kok makanan.. yang lain kek... uanga kek.... Sudah hampir setahun aku kerja di sini, BOS”, kata Jimin dengan menekankan kata Bos kuat kuat.

“Buka saja”, kata Yoongi menggaruk tengkuknya canggung.

“Gak biasanya. apa sih?”, dan ketika Jimin merogoh ke dalam kantung itu ditemukannya satu kotak beludru biru.

“Yoongi...”

Tak bisa berlutut dengan satu kaki, Yoongi menekuk kakinya dan kaki palsunya mensejajarkan pandangannya ke padangan Jimin.

“Jimin... maukah kau naik pangkat? Jadi bos shelter ini, dan mengadopsi kucing tua berkaki satu ini? Untuk menemanimu, untuk dipeluk kalau kau sedih. Untuk dimarahi kala kau kesal, dan untuk kaucium kala kau gembira? Maukah??”, kata Yoongi memegang dua tangan Jimin.

Terkejut, Jimin menangis, tak menyangka, perasaannya yang ditahannya mati-matian tak ditunjukkannya, perasaan hangat yang dirasakannya tiap kali melihat Yoongi, baik sebagai Agust D ataupun Min Yoongi pemilik shelter yang belakangan diketahuinya sebagai perasaan cinta bukan hanya kagum ternyata berbalas. Sudah sejak lama, dia berniat memendam perasaannya sendirian, mencinta dalam diam, mengawasi dari jauh. Tapi rupanya Yoongi mampu membacanya, Yoongi mampu mengertinya dan yang terpenting Yoongi juga mencintainya.

“Aku mau, dengan satu syarat. Bayaranku peluk dan cium setiap aku membuka mata setiap pagi, dan sebelum aku tertidur setiap hari”

“DEAL”, kata Yoongi yang memeluknya erat dan memakaikan cincin ke jari manis Jimin.

Sedangkan Jimin, menghapus jejak air matanya, tersenyum lebar, kemudian menakup wajah Yoongi dengan dua tangannya, dan menciumnya di bibir.

“Dengan ini kau akan terjebak denganku selamanya, Meowngi..”, kata Jimin usai ciuman singkat, dan menempelkan dahinya ke dahi Yoongi.

“Nyaoow”, jawab Yoongi dan Totoro bersamaan.

Tergelak, mendengar Totoro yang ikut menjawab perkataan Jimin, membuat Yoongi memeluk Jimin erat dengan Totoro yang berada di antara keduanya.

“MIAAAWWW”, seru Totoro senang seolah berkata, Akhirnyaaaa................