After All


Mafia au minimini Missgendering karena salah paham Contain Fem Jimin (dari sudut pandang Yoongi) Alter ego Perkelahian, darah, baku hantam Menyebutkan tusukan dan tembakan Umpatan, makiam, kata kasar Time Skip


” JIMIIIIIN!!!” , Min Yoongi berteriak lantang usai melihat seorang perempuan dengan rambut panjangnya yang menjuntai tergolek tak berdaya. Di pikirannya perempuan itu adalah Park Jimin, putri tunggal tuan Park yang beberapa saat lalu berpamitan padanya untuk menemani Tuan Ma makan bersama.

Tak ada dalam pikirannya Jimin akan terbaring tak berdaya di lantai restoran di antara beberapa anak buah dan bahkan Tuan Ma sendiri yang terluka parah. Selama Yoongi menetap dan berlibur di kawasan khusus, dia tak berkesempatan mendekati Jimin sesuai rencana awalnya karena padatnya kesibukan dan jadwal persiapan kegiatan. Hanya ucapan selamat pagi, atau selamat malam yang saling mereka lontarkan saat bertemu di Ruang Makan untuk makan bersama atau berpapasan di area kawasan khusus. Selebihnya hanya diam, pun saat Yoongi menawarkan Jimin untuk menemani kegiatannya, selalu ada yang menginterupsi. Tak leluasa, tak bebas bergerak, bukannya bisa mendekati Jimin dengan tenang malah dia semakin frustasi dibuatnya. Tak bisa pula dia mengeluh pada Namjoon, yang sudah cukup sibuk dengan ini itu, pun demikian dengan Seokjin.

Sementara Hoseok dan Jungkook belum terlalu dikenalnya, sedangkan Taehyung juga lebih dulu menghilang dari kawasan khusus dengan dalih penyempurnaan chip yang akan mereka tanamkan.

Rasa frustasi Yoongi sudah di ubun-ubun, apalagi tak bisa dipungkiri ada rasa hangat yang menelusup di hatinya saat mengamati Ji dari kejauhan. Dia sadar telah jatuh suka pada gadis Tuan Park itu.

Marahnya makin menjadi kala mengetahui Jimin tergeletak tak sadarkan diri, alih- alih sedang tertawa dan menikmati makan siang dengan Tuan Ma.

Masa bodoh dengan Tuan Ma yang juga terluka, yang diinginkannya sekarang adalah menyelamatkan Jimin, membawanya keluar dari restoran itu dan segera memberikan bantuan. Untunglah tak terlihat bekas tusukan dan tembakan di tubuhnya.

Hendak membenahi rambut Jimin sekaligus ingin mengecek kesadarannya, Yoongi dikejutkan oleh beberapa orang yang merangsek masuk ke restoran.

Sial.

Harus segera pergi dari sini.

Dilihatnya beberapa anak buah Tuan Ma sekaligus anak buahnya menghadang penyerang tersebut, kesempatan itu tak dilewatkannya. Segera dia membopong tubuh Jimin dan menuju ke mobilnya.

Namun, setelah sampai di mobilnya, betapa terkejutnya dia, perempuan berambut panjang yang dia kira Jimin ternyata bukan Jimin.

Sial.

Menjambak rambutnya frustasi, Yoongi memutuskan untuk kembali ke dalam restoran yang masih penuh dengan orang yang berkelahi. Tujuannya cuma satu, menemukan Jiminnya. Anak buahnya terdesak, anak buah Tuan Ma apalagi. Tuan Ma, bahkan terlihat mendapatkan beberapa tusukan di sana sini.

Sialan.

Mau tak mau Yoongi turun tangan, menghadapi gelombang demi gelombang penyerang yang tak habis habis.

Bruagh..

Gelap seketika, Yoongi kehilangan kesadaran, setelah salah satu dari penyerangnya menghantam kepala dan bagian belakang tubuhnya dengan kursi.

... BYUUUUR..

“Heh Bangun Min Kecil”

Yoongi mengerjapkan mata, kepalanya pusing luar biasa, dan dia terikat.

Sial dobel Sial.

Dia tak lagi ada di restoran, berada di bangunan kosong dengan kepala dan telinga berdenyut nyeri serta badan terikat di kursi tak masuk dalam rencananya mendekati putri Tuan Park.

“Bangsat, apa maumu?”

Yoongi mengenali pemilik suara itu

“Mauku? Aku hanya mau keponakanku Min kecil. Ma sudah kuatasi dan berikutnya keponakanku tersayang yang akan kuhabisi. Tapi sayangnya, aku tak bisa menemukan dia” , sosok itu bergerak mendekati Yoongi secara arogan. Tersenyum licik sembari menghisap cerutunya dan menghembuskannya dengan tenang.

“Park Wooshik keparat!”

“Iya, aku memang keparat, tapi keparat yang beruntung dan akan menguasai Korea sebentar lagi”

” Lepaskan aku, hadapi aku. Bertarunglah dengan adil”

“Tidak mau, apa gunanya. Lebih baik kugunakan keuntunganku. Lagipula kalau kau mati Daegu akan lebih cepat berada di tanganku setelah Seoul”

“Dasar manusia rendahan”

“Oh memang, baru sadar?Harusnya sih kau sadar setelah kematian orang tuamu dan kakak iparku tersayang”

“Aku sudah menduga ada penghianat selama ini, tak kusangka ternyata kau pelakunya”

“Hebat bukan, aku bisa lolos selama ini. Aku dengan mudah menyingkirkan orang tuamu dan kakak iparku. Sayangnya keponakan kecilku selamat. “

“Lepaskan aku bangsat. Biarkan aku membunuhmu, orang tuaku tak ada masalah denganmu”

” Mereka tak membiarkanku memiliki senjata buatan mereka, jadi kubiarkan mereka merasakan hasil senjata itu. Adil bukan”

“Bangsaaat. Keparaaat kubunuh kau”

” Ayo lakukan saja, jika kau bisa. Kakakku saja tak bisa menyentuhku”

Berontak, Yoongi berusaha membebaskan diri dari jalinan tali yang mengikatnya,sementara Park Woosik dengan pongahnya memandangi Yoongi dan meminta anak buahnya yang mengawasi untuk tetap tenang.

“Sekali Min kecil tetap Min kecil. Cium sepatuku, maka kau akan kubebaskan, yah setidaknya akan kubunuh lebih cepat”

“Cih.. tak sudi...” Yoongi meludah dan mengenai wajah Wooshik.

” Wah, kau memilih jalan yang sulit rupanya Min kecil. Atasi dia”, mengusap wajahnya dengan saputangan, Wooshik memberikan tanda pada anak buahnya untuk bergerak, dengan sigap mereka merentangkan tali yang mengikat kedua kaki Yoongi dan kedua tangannya.

” Lepaskan aku keparat.. Lepaskan...”

Yoongi masih berusaha memberontak, tapi usahanya sia sia, kalah jumlah kalah tenaga. Anak buah Wooshik dengan santainya mengotong tubuhnya yang kecil, dan merentangkan tali-tali yang mengikat anggota geraknya sampai terentang tegang.

Masing- masing tali dipegang empat orang, yang menghadap ke arah berlawanan dan bersiap untuk berlari.

“Menyerah Min kecil?”

“Unghh..”,Yoongi tak bisa menjawab, mati matian dia menahan agar anggota geraknya berada di sisi tubuhnya. Tapi apalah dia dibandingkan dengan 16 orang lainnya.

DOOOR DOOOR

Suara tembakan beruntun menyeruak di ruang dengar Yoongi, bersamaan dengan itu, dirasakannya tali yang merentang kuat itu mengendur dan membuatnya terjatuh ke lantai. Berusaha agar kepalanya tak menghantam lantai yang kotor diangkatnya kepalanya tinggi-tinggi dan membuatnya melihat sekilas siapa penyelamatnya

“Park Jimin?”

“WAH.. WAH WAH.. SELAMAT DATANG KEPONAKANKU TERSAYANG”, Seru Wooshik yang kembali berdiri setelah tiarap saat tembakan pertama terjadi.

“Halo, pamanku tersayang”, suara Jimin rendah dan tebal, dia menjawab dengan Busan Satoori yang kental, membuat Yoongi terkejut.

“Selamat, kau berhasil menemukan persembunyianku”, kata Wooshik tenang.

“Butuh sedikit waktu, tapi tak sulit”, kata Jimin sambil bergerak mendekat ke arah Yoongi dengan santai, bukan untuk melepaskan ikatannya, tapi duduk tenang di bekas kursi Yoongi terikat.

Duduk tenang, kaki terbuka lebar dan menghadap wooshik dengan pandangan menantang, dengan dua pistol masih di genggamannya.

“Ji.. ji.. Min..”, Yoongi tak bisa menyembunyikan keterkejutannya, karena selain mengetahui kenyataan bahwa Jimin adalah pria, dia juga menyadari Jimin di hadapannya berbeda dengan Jimin yang biasa dia temui. Auranya dominan, gelap dan terasa ketenangan luar biasa tapi sangat berbahaya.

Seperti bukan Jimin, seperti sosok Jimin yang lain.

Tak memperdulikan Yoongi, Jimin menatap tenang ke arah Wooshik dan meniup permen karet di mulutnya, mengelembungkannya dengan tenang.

“Rupanya kau lebih pintar dari kakakku yang bodoh. Tapi tak kusangka kau berubah”

“Tidak ada yang berubah, aku ya begini”

“Seingatku, kau lebih suka gaun dan heels serta barang berkilau. Bukan seperti ini...”

“Masih menyukainya, tenang saja”, jawab Jimin tenang masih menggunakan Busan Satoorinya yang kental dan membuat suaranya lebih rendah dari biasanya.

“Menarik. Ada kesulitan selama mencariku?”

” Ya, lumayan. Di Jepang aku nyaris tak bisa menemukanmu, tapi di New Zealand, lebih mudah untuk mengendusmu. Apalagi kau sempat terkecoh dengan jebakanku”

“Jebakanmu?”

“Ya, rencana penyeranganku di hari kedatanganku. Kurencanakan untuk menjebakmu. Dan cukup berhasil”

“Ah begitu...”

“Anak buahmu bodoh, mereka terlihat padahal sudah menyusup ke dalam perusahaan ayahku.”

“Hoo begitu rupanya...”

“Pemasangan chip itu juga berasal darimu sebenarnya. Kutiru caramu mengenali anak buahmu, dengan menggunakan tato khusus di bagian tubuh mereka yang merupakan barcode untuk membuka markasmu”

“Wah, harusnya kau memberiku kredit atas ide dariku”

“Siapa bilang, itu ide ibuku yang kau curi. Aku menemukan jurnalnya dalam beberapa hardisk tersimpan dalam boneka yang diberikan Paman Min tepat sebelum kecelakaan itu terjadi”

“Jimin.. kau..”, kali ini Yoongi yang bersuara.

“Aku sudah mengetahui semua kebusukanmu, wahai anak pungut kakekku”, kata Jimin tersenyum miring,

Sebuah pisau melayang, dan nyaris mengenai sisi wajah Jimin.

“Marah? Kenyataan kan, Kau anak pungut keluarga Park bukan anggota keluarga yang asli. Kenapa marah?”

Raut tenang yang dari tadi ditampilkan Wooshik pun luruh, rahangnya mengeras, sorot matanya tajam, dan tangannya memegang beberapa bilah pisau pendek yang siap dilemparkan sewaktu waktu.

“Bajingan kecil, kau tak tahu apa apa”

“Tahu lah, kau kan anak pungut ditemukan di bawah jembatan”

Dziingh..

Beberapa pisau terlempar ke arah Jimin lagi yang dengan mudah dihindarinya.

“Sadar diri kenapa sih, bukan keturunan klan Park tapi ingin kekuasaannya.”

Wooshik tiba-tiba ada di hadapan Jimin, menandang kursi sampai jatuh dan menendang jauh pistol-pistol milik Jimin. Keduanya kini terlibat pertarungan jarak dekat dengan intensitas yang cukup tinggi.

Yoongi bergegas melepaskan semua ikatannya dan hendak membantu Jimin, tapi dilihatnya perkelahian itu terlalu dekat, maka diputuskanlah untuk mendekati pistol Jimin yang terlempar jauh.

Dia harus menyelamatkan Jimin dan membunuh bajingan itu.

Grep.

Pistol berada di genggamannya, dia kini membidik ke arah dua orang yang masih bertarung itu. Diarahakan pistol itu ke keduanya.

Sial.

Terlalu cepat, dia tak ingin melukai Jimin. Masih diacungkannya pistol itu ke arah keduanya, menanti sedikit celah untuk menembakkannya ke arah Wooshik.

Persetan dengan fair play, toh Wooshik selama ini juga sangat licik.